Sebelum Ricuh di Surabaya, Ternyata IKA GP Ansor Kabupaten Malang Telah Dideklarasikan 

Deklarasi IKA GP Ansor di Kabupaten Malang pada Rabu (1/6)/Repro
Deklarasi IKA GP Ansor di Kabupaten Malang pada Rabu (1/6)/Repro

Deklarasi dan halal bihalal Ikatan Alumni (IKA) GP Ansor Surabaya di halaman gedung Pergerakan Penganut Khittah Nahdliyyah (PPKN) berakhir ricuh beberapa waktu lalu. 


Kericuhan itu diwarnai aksi pembubaran paksa oleh sejumlah orang dari Ansor dan Banser Surabaya. Namun sebelumnya, ternyata pembentukan IKA GP Ansor berhasil dideklarasikan di Universitas Islam Raden Rahmat (UNIRA), Kabupaten Malang pada Rabu (1/6) lalu. 

Adanya kabar deklarasi IKA GP Ansor di Kabupaten Malang dibenarkan oleh dr H Umar Usman selaku Wakil Ketua PCNU Kabupaten Malang. 

"Owh iya itu, merupakan wadah reuni. Isinya mendoakan yang sudah mendahului kita dan bertemu kembali dengan teman-teman lama gitu aja. Dalam deklarasinya jauh tidak boleh ada sentuhan politik dan kepentingan tertentu," ujarnya saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Rabu (22/6). 

Bahkan, Umar menyampaikan, selain sebagai wadah reuni, kegiatan itu juga untuk membantu para juniornya di GP Ansor agar tetap terpanggil mengabdi ke NKRI. 

"Tujuannya kemarin juga untuk mewadai teman-teman lama yang ingin membantu junior-junior di GP Ansor supaya tetap terpanggil jiwanya mengabdi ke negara. Karena junior-junior banyak yang tidak kenal dengan seniornya. Dan mereka (para senior) gregetnya kepingin membantu," terang Umar.

Namun Umar memprotes dan menyayangkan adanya pembentukan IKA GP Ansor di Pimpinan Wilayah (PW) Surabaya. 

"Kita dari Malang mengajukan protes. Kok menggunakan nama IKA GP Ansor juga. Karena mereka tidak rundingan dengan tokoh Ansor lama. Kalau kami kan konsultasi. Bahkan datang mantan Ketua GP Ansor Kabupaten Malang, HM. Hanif, Nur Qomari, Husnul Hakim Syadad. Termasuk Bupati Malang, Abah Sanusi," jelasnya. 

Tak hanya itu, Umar juga menegaskan, IKA GP Ansor di Kabupaten Malang dan Surabaya tentu berbeda. 

"Sangat berbeda dengan yang ada di Surabaya. Semakin berbeda ketika dilaksanakan oleh kelompok-kelompok tertentu. Disinyalir memang berbeda. Intinya ada kelompok yang tidak senang dengan Presiden Jokowi dan kelihatan ada muatan ingin mempunyai panggung menjelang Pilpres 2024," bebernya. 

Dengan adanya deklarasi IKA GP Ansor di Surabaya, Umar mengungkapkan pihaknya akan colling down dan tak menutup kemungkinan akan berganti nama. 

"Dengan adanya penjabelan nama kita tidak enak, kita colling down dulu. Bisa jadi kita tidak menggunakan nama IKA. Intinya, yang ada muatan politik mayoritas kita semua tidak mau. Kemungkinan namnya akan berganti sarasehan atau paguyuban teman lama gitu aja," pungkasnya. 

Dalam deklarasi IKA di Kabupaten Malang dihadiri oleh Wakil Ketua Umum (Waketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yaitu Nusron Wahid.