Setiap HUT Ngawi Ada Makam Mantan Lurah Paling Disakralkan, Berikut Penelusuranya

Bupati Ngawi Ony Anwar melakukan ziarah makam leluhur dalam rangka HUT Kabupaten Ngawi
Bupati Ngawi Ony Anwar melakukan ziarah makam leluhur dalam rangka HUT Kabupaten Ngawi

Setiap momentum ulang tahun (HUT) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur ada salah satu makam seorang lurah yang sekarang disebut kepala desa yang paling disakralkan. Tidak terkecuali lagi menjelang HUT Kabupaten Ngawi ke-664 yang jatuh pada 7 Juli 2022 mendatang.


Seperti pada kegiatan ziarah makam leluhur yang dilakukan Bupati Ngawi Ony Anwar demikian juga wakilnya Dwi Rianto Jatmiko serta pejabat pemerintah daerah lainya. Usut punya usut ziarah makam yang dilakukan salah satunya di area pemakaman Sasono Mulyo masuk Desa Babadan, Kecamatan Paron sangat beralasan.

Tabur bunga sekaligus kirim doa tersebut ditujukan kepada mendiang almarhum Somodarmodjo seorang mantan lurah yang menjabat di Desa Babadan pada era 1973-1992. 

Dari catatan yang ada, ziarah ke makamnya almarhum Somodarmodjo tidak lepas dari riwayat antara empat pusaka piandel milik Kabupaten Ngawi dengan Alas Srigati bagian dari Alas Ketonggo yang masuk dikawasan Desa Babadan.

Kini, Bupati Ngawi Ony Anwar membenarkan jika empat pusaka terdiri dua tombak baik Kyai Singkir, Kyai Songgolangit maupun payung Tunggul Wulung dan Tunggul Warono sangat erat kaitanya dengan Alas Srigati.

Menurutnya, secara pasti memang tidak ada catatan resmi tentang asal muasal ke empat pusaka itu pada dasarnya berbagai versi hingga sekarang ini. Akan tetapi Ony Anwar mengiyakan kalau toh pusaka-pusaka yang dikeramatkan itu tidak lepas peran dari Sudarno HP Bupati Ngawi era kepemimpinan 1988-1993 dengan Somodarmodjo kala itu.

"Memang beliau (Somodarmodjo-red) mempunyai kelebihan dimana sebagai ahli ritual. Dengan ritualnya maupun semedinya bisa menarik pusaka dari Srigati yang sekarang menjadi piandelnya Kabupaten Ngawi," terang Ony Anwar Bupati Ngawi dikutip kantor berita RMOL Jatim, Senin, (4/7).

Pungkasya, dengan ritual yang dilakukan mendiang Somodarmodjo itu kemungkinan mendapat semacam wangsit. Entah begitu saja mendapatkan pusaka atau dengan ritualnya mendapat petunjuk posisi pusaka Kabupaten Ngawi dipegang oleh keturunan para sang adipati para pemimpin Ngawi waktu itu.