Komisi D Minta Pemkot Surabaya Lebih Selektif Pada Program Beasiswa MBR Hingga Tebus Ijazah

Ajeng Wira Wati/RMOLJatim
Ajeng Wira Wati/RMOLJatim

Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Ajeng Wira Wati mengapresiasi langkah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama jajarannya yang memberikan beasiswa kepada siswa-siswi SMA/SMK sederajat di Surabaya yang masuk dalam daftar Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).


Tak hanya beasiswa, legislator asal Partai Gerindra ini juga memberikan support atas biaya tebus ijazah bagi 729 siswa SMA/SMK di Surabaya, yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) kota Surabaya.

Kendati demikian, Ajeng khawatir bila langkah itu, memunculkan kekhawatiran adanya celah salah sasaran di dalam sistem yang masih baru tersebut. 

Celah itu bisa potensi pemanfaatan sekelompok masyarakat yang bukan MBR, namun ingin menikmati program tersebut untuk kepentingan tertentu.

"Kalaupun itu memang untuk masyarakat yang membutuhkan sih tak menjadi masalah. Cuma kan harus selektif, karena bisa saja di manfaatkan untuk kepentingan-kepentingan tertentu,” kata Ajeng dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (8/7).

Setelah masa pandemi Covid-19 ini, perekonomian belum benar-benar pulih. Sehingga program-program bantuan seperti beasiswa ini, menjadi daya tarik kelompok untuk menarik simpati atau kepentingan pribadi.

Dengan demikian, ia menyarankan selama eksekusi program berjalan, Pemkot Surabaya harus menjaga integritas dan kepercayaan masyarakat.

“Jangan sampai ada pihak tertentu yang sengaja menggunakan program tersebut untuk mendorong nama, entah pribadi atau golongan tertentu,” tandasnya.

"Jadi Pemkot Surabaya disini adalah pelayan yang harus memprioritaskan kepentingan masyarakatnya secara adil, terutama MBR yang masih banyak di Surabaya," sambungnya.

Sementara mengenai keputusan sekolah yang menahan ratusan ijazah siswa SMA/SMK sederajat, kata Ajeng, hal itu memang menjadi di lema karena ada tanggungjawab operasional yang di tanggung pihak sekolah.

Menurut politisi Gerindra Surabaya ini, program beasiswa yang di nilai paling tepat bagi Pemkot Surabaya untuk memberikan intervensi bagi siswa SMA/SMK sederajat di Surabaya. 

“Ini dilema. Kalau sekolah ingin menolong, lalu bagaimana  membayar gaji guru dan operasional sekolah lainnya. Ya yang tepat beasiswa,” terang Ajeng.

Untuk pelaksanaan program beasiswa, kata Ajeng, persyaratan bagi siswa SMA/SMK sederajat yang tergolong MBR tidak di buat rumit.

“Jangan di persempit syaratnya hanya untuk siswa yang berprestasi. Aturan itu tertuang dalam Perwali. MBR harus diprioritaskan karena mereka ekonomi rentan. Jadi saya harap ada revisi,” pungkas Ajeng.