Gubernur Khofifah Apresiasi Aji Bangkit Asal Ponorogo Raih Emas di Kejuaraan Pencak Silat Dunia Ke-19

foto/RMOLJatim
foto/RMOLJatim

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan putra terbaik Jawa Timur melalui Kejuaraan Pencak Silat Dunia ke-19 di Melaka International Trade Centre, Malaysia pada 25–31 Juli 2022. Dialah Aji Bangkit Pamungkas, atlet pencak silat asal Kabupaten Ponorogo yang telah mengharumkan nama Indonesia dengan membawa pulang medali emas.


Atas prestasi yang telah diraih Aji Bangkit, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengucapkan apresiasi sekaligus rasa terima kasih karena telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. 

"Selamat atas prestasi yang diraih Aji Bangkit di level internasional. Jangan cepat berpuas diri, asah kemampuan mu agar terus menorehkan prestasi, menjadi kebanggaan orangtua dan Bangsa Indonesia," kata Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa, (2/8).

Bangkit, sapaan akrabnya berhasil meraih emas di kelas bebas 2, dengan berat minimal 110 kilogram. Pada laga pamungkasnya, atlet 23 tahun tersebut meraih juara setelah berhasil menumbangkan atlet asal Thailand, Mr Adthapong Saengtep. 

Disampaikan Khofifah, keberhasilan Bangkit hingga meraih juara bukanlah sesuatu yang ditempuh mudah. Usahanya penuh dengan keringat dan jerih payah 

Naikkan Berat Badan Demi Pertandingan di Kelas Bebas 2

Gubernur  Khofifah mengapresiasi  perjuangan Bangkit serta kedua orang tuanya layak diacungi jempol. Dukungan orangtua dalam mewujudkan cita-cita anaknya begitu kuat meski berada di tengah himpitan ekonomi. Ayah Bangkit sehari-hari  berjualan air galon dan ibunya mantan TKW di Taiwan. 

"Sang ibu menjadi TKW di Taiwan tahun 2000 untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga karena saat itu sang ayah mendadak sakit parah. Pada tahun 2016 silam sang ibu kembali ke tanah air dan tidak merantau lagi," tuturnya. 

Belajar dari kegigihan Bangkit dan kedua orang tuanya, Khofifah kembali memberikan apresiasi kepada keluarga Bangkit. Meski ekonomi pas-pasan mereka tetap berjuang dan tidak cepat putus asa. 

"Dari keluarga Bangkit, kita bisa belajar bagaimana untuk meraih prestasi dibutuhkan perjuangan dan kerja keras," tegasnya. 

Kini, lanjut Khofifah, usaha dan jerih payah Bangkit terbayar lunas. Setelah meraih emas di Asian Games 2018, Bangkit menjadi PNS di Kemenpora RI. Keberhasilan ini berlanjut ketika Bangkit berhasil menorehkan emas kejuaraan pencak silat di Malaysia.  Hasilnya, ia mendapat rumah dari pencak silat. 

Tentu, prestasi ini tidak hanya membanggakan Bangsa Indonesia, akan tetapi dan jauh lebih penting telah mengangkat derajat kedua orang tua serta keluarganya. 

"Luar biasa usaha dan perjuangan keluarga mereka. Sekali lagi saya ucapkan selamat untuk Bangkit, orang tua serta keluarganya," ucap Mantan Menteri Sosial RI tersebut.

Mulanya, Bangkit Tidak Minat dengan Pencak Silat

Menjadi atlet pencak silat bukanlah pilihan pertama Bangkit. Bahkan dia tidak begitu minat di cabang olahraga (cabor) pencak silat. Semasa SD ia justru berminat di cabang olahraga futsal. Kemudian SMP tertarik di cabor basket. Meski begitu, sang ayah tetap mengajak Bangkit melihat kedua kakaknya bertanding pencak silat. 

Seiring waktu, minat Bangkit mulai tumbuh ke pencak silat dan mulai berlatih hingga berkesempatan mengikuti berbagai kejuaraan dari tingkat kabupaten hingga internasional. Pada 2016, pertandingan pertamanya di luar negeri adalah di Sea Games. 

Meski keberuntungan belum berpihak saat itu, Bangkit tak menyerah. Sampai beberapa bulan kemudian ia kembali mengikuti ajang internasional di Asian Championship di Chengju, Korea Selatan dan meraih juara I. Kemudian pada 2018 dia menjadi penyumbang emas pada Asian Games. 

Untuk menjadi juara dunia perjuangan Bangkit sangat berat. Saat itu, berat badannya sekitar 107 kilogram. Maka dia harus menurunkan kurang lebih 17 kilogram untuk bisa bertanding di kelas 90 kilogram.

Tetapi, saat di Malaysia kelas yang dibidiknya sudah penuh dan yang tersisa hanya kelas bebas 2 dengan syarat bobot mininmal 110 kilogram.

Sementara sang ayah, Agus Widodo (56) mengaku, bangga dengan prestasi yang diraih anaknya. Hal itu ditunjukkan melalui foto Bangkit berjejer dengan puluhan piagam hingga piala juga dipajang di dalam rumahnya. 

"Setiap pertandingan Bangkit selalu meminta restu kepada orang tuanya. Kini dia merasakan hasilnya," ucap Agus.