Amerika Serikat (AS) tampaknya mulai kehilangan arah dalam mengambil kebijakan luar negerinya. Hingga akhirnya saat ini Washington cukup tertatih-tatih dan berada di ambang perang dengan Rusia dan China.
- Aspek Indonesia Nilai Revisi UU PPP Hanya Akal-akalan Pemerintah dan DPR
- Merahkan GBK, Kader PDIP Surabaya Khidmat Simak Pidato Mega, Jokowi dan Ganjar
- Soal PDIP Deklarasi Ganjar Capres pada 10 Januari, Ini Kata Hasto
Begitu yang dikatakan oleh mantan Menteri Luar Negeri AS, Henry Kissinger kepada The Wall Street Journal baru-baru ini.
"Kami berada di ambang perang dengan Rusia dan China pada isu-isu yang sebagian kami ciptakan, tanpa konsep bagaimana ini akan berakhir atau apa yang seharusnya mengarah," kata Kissinger.
Kissinger mengatakan, saat ini AS hanya dapat menghindari ketegangan yang sudah meningkat, khususnya dengan China. Ia menilai, AS harus lebih fleksibel terhadap China untuk meredakan ketegangan.
“Biden dan pemerintahan sebelumnya terlalu banyak dipengaruhi oleh aspek domestik dari pandangan China. Tentu saja penting untuk mencegah hegemoni China atau negara lain mana pun," ujarnya.
Sementara terkait Ukraina, ia mengaku awalnya berpikir bahwa negara itu tepat untuk dijadikan zona penyangga antara Rusia dan Barat.
- Krisis Ekonomi di China Mirip dengan Krisis AS 2008
- China Gunakan TikTok untuk Kacaukan Pemilu Taiwan
- Korban Jiwa Gaza Tembus 11 Ribu, AS Prihatin tapi Tetap Dukung Israel