Anggaran subsidi BBM tahun 2022 yang disebut mencapai Rp 502,4 triliun dibenarkan Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis, Yustinus Prastowo.
- Habib Rizieq Tak Ikut Aksi 2309, Ada Apa?
- Kalau Demonstran Dianggap Rusak Citra Indonesia, Harusnya Pemerintah Jangan Buat Kebijakan Tidak Adil
- Pemerintah Lebih Baik Beri Subsidi BBM daripada Pelihara Buzzer
Menurut Yustinus, angka subsidi tersebut telah diatur dalam Perpres 98/2022.
"Kami jawab dengan tegas, betul. Angka itu ada di Prepres 98/2022. Seringkali disebut subsidi energi atau BBM karena porsi BBM paling besar," ujar Yustinus dalam video yang dikutip redaksi, Senin (29/8).
Ia mengurai, subsidi BBM mencapai Rp 14,6 triliun dari Rp 11 triliun. Lalu kompensasinya naik dari Rp 18,5 triliun menjadi Rp 252,5 triliun, atau naik sembilan kali lipat.
Lalu pada subsidi LPG tercatat mencapai Rp 134,8 triliun dan listrik didukung dengan Rp 100,5 triliun.
"Subsidi atau kompensasi itu esensinya sama. Sama-sama dukungan dari APBN. Bedanya, kalau subsidi itu klaim dan pembayaran itu bulanan. Kompensasi itu, klaim dan pembayaran itu semesteran atau satu tahun," ujar Yustinus.
Yustinus menegaskan, seluruh subsidi tersebut dikucurkan secara transparan karena diverifikasi dan diaudit. Oleh karenanya, ia meminta publik tidak khawatir atau mempersoalkan perbedaan subsidi dan kompensasi, atau meributkan antara BBM dan energi.
"Esensinya sama, ini dukungan APBN. Ini bahasa komunikasi publik saja. Karena faktanya BBM mendapat porsi paling besar 53,2 persen atau Rp 267 triliun dan lonjakan kompensasi juga paling besar, sembilan kali lipat," ujar Yustinus.
- Bahas RAPBN 2024, Sri Mulyani Tak Nampak di Raker Komisi XI DPR
- PPP Tolak APBN Jadi Jaminan Kereta Cepat Jakarta-Bandung
- Jokowi Gagal Beri Tauladan, Menteri dan Gubernur Tak Bisa Disalahkan