Ekonom Sarankan Subsidi BBM Dialihkan ke Sektor Produktif

Ilustrasi / net
Ilustrasi / net

Anggaran subsidi BBM disarankan dialihkan pemerintah untuk sektor yang lebih produktif. Sebab selama ini, anggaran tersebut dianggap menjadi beban bagi APBN.


"Dengan adanya penyesuaian, saya lebih sepakat subsidi BBM dialihkan ke sektor yang lebih produktif daripada dibakar di jalan raya," kata Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan kepada wartawan, Selasa (30/8).

Selain membebani APBN, Mamit khawatir anggaran subsidi bisa lebih dari Rp 502 triliun, atau menembus batas maksimal yang ditentukan.

"Dari awal (anggaran subsidi) tidak sampai Rp 200 triliun, sekarang sudah Rp 500 triliun. Ini sudah sangat tinggi dan memberatkan sekali," sambungnya.

Oleh karenanya, ia sepakat dengan adanya pembatasan dan pengurangan, subsidi agar beban negara tidak terlalu berat. Apalagi, subsidi yang selama ini dikucurkan pemerintan dianggap belum tepat sasaran.

"Dana APBN kita begitu besar untuk hal seperti ini (subsidi BBM). Subsidi kita jadi kontraproduktif, jadinya memperelebar kesenjangan sosial. Yang miskin tidak punya mobil, motor juga sedikit yang punya. Yang menikmati (subsidi) ya orang-orang yang kaya, yang mampu," tandasnya.