Berimbas Terhadap Daya Beli Masyarakat, Rumah Kebangsaan Jatim Tolak Rencana Kenaikan Harga BBM

Aksi teaterikal Rumah Kebangsaan Jatim menolak kenaikan harga BBM/Ist
Aksi teaterikal Rumah Kebangsaan Jatim menolak kenaikan harga BBM/Ist

Mahasiswa yang tergabung dalam Rumah Kebangsaan Jawa Timur (Jatim) menolak rencana pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Penolakan tersebut tidak dilakukan dengan aksi turun ke jalan melainkan menggelar aksi teatrikal. 


Menurut Ketua Umum KAMMI Jatim, M Fachrurrozi, alasan menolak kenaikan harga BBM karena akan berimbas pada daya beli masyarakat.

"Kenaikan harga BBM bersubsidi akan berimbas terhadap daya beli masyarakat," ujarnya di Rumah Kebangsaan Jatim di Jalan Jemursari, Surabaya, Kamis (1/9).

Lanjut Rozi, kenaikan tersebut akan diikuti oleh lonjakan harga-harga kebutuhan pokok serta biaya jasa yang dibayarkan oleh masyarakat. 

"Ditambah lagi, kondisi ekonomi masyarakat yang belum sepenuhnya pulih pasca pandemi Covid-19," ucapnya.

Rozi mengatakan, selain resiko terhadap daya beli, kenaikan harga BBM bersubsidi diperkirakan bisa mengganggu iklim investasi di Indonesia.

"Kenaikan harga bahan bakar ditengarai memunculkan penolakan oleh pelbagai elemen masyarakat termasuk Rumah Kebangsaan Jawa Timur yang akan berpengaruh terhadap kepercayaan investor," ujarnya.

Berikut adalah lima poin tuntutan terkait penolakan kenaikan harga BBM dari Rumah Kebangsaan Jatim:

1. Menuntut pemerintah untuk segera memperbaiki sistem pemberian subsidi agar tepat sasaran.

2. Menuntut Kementrian Keuangan agar dapat memprioritaskan APBN untuk kesejahteraan masyarakat.

3. Membentuk satgas pengawasan terkait penerimaan Bahan Bakar Minyak bersubsidi.

4. Mengevaluasi kinerja BPH MIGAS karena tidak mampu menjalankan fungsi pengaturan dan pengawasan terhadap penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak.

5. Mendorong percepatan transisi Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui kebijakan-kebijakan pemerintah.