Terkait Kenaikan Harga BBM, ISEI Malang Raya: Kita Awasi Kompensasi BLT dan Kerawanan Pangan

Wildan Syafitri/ist
Wildan Syafitri/ist

Pemerintah dalam rapat terbatas beberapa waktu lalu telah memutuskan untuk menambah bantuan sosial berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp 600 ribu sebagai langkah antisipasi kenaikan harga BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar.


Hal ini mendapat respon positif dari Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Malang Raya, Dr.rer.pol Wildan Syafitri. 

Menurut Wildan, kenaikan BBM ini adalah suatu kebijakan yang menurutnya sangat berat, tetapi memang itu adalah pilihan yang terbaik, yang memang harus dilakukan. 

"Mengingat beban subsidi itu cukup besar sementara akibat dari krisis global, krisis energi, ini menyebabkan harga minyak tidak bisa dikontrol," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (2/9). 

Lanjut Wildan, semua masyarakat akan merasakan berat dengan kenaikan BBM. Karena akan menyebabkan inflasi untuk barang-barang yang lain pasti akan ikut merangkak naik. 

"Untuk itu, pentingnya kebijakan kompensasi ini harus kita awasi bersama-sama, terkait dengan kompensasi BLT, kemudian juga potensi-potensi inflasi yang lain, misalnya kerawanan pangan, kemudian kenaikan harga pangan," tandasnya. 

"Tentunya itu tidak bisa kita selesaikan tanpa kerjasama dari semua pihak. Jadi Pemerintah Kabupaten Kota, Pemerintah Provinsi dan masyarakat terutama, juga harus bergandeng tangan dan bergotong royong seperti waktu kita bersama-sama menangani covid kemarin," jelasnya.

Ia juga menambahkan, BBM ini persistensi inflasinya biasanya sekitar 6 bulan, biasanya harga itu sudah mulai normal dan sudah bisa di kompensasi, kalau dari sisi persistensi inflasi. 

"Semoga kenaikan harga BBM ini tidak secara langsung menurunkan pertumbuhan perekonomian yang sekarang memang sedang kita kejar. Juga tidak menimbulkan hal-hal negatif yang lain. Jadi kenaikan ini diharapkan tidak membuat masyarakat menurun tapi harus semakin bersemangat kita dalam pemulihan ekonomi, " pungkasnya.