Terlalu Banyak Drama, Sebagai Oposisi PKS Harusnya Tegas Membela Rakyat

Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio/Net
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio/Net

Posisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai partai oposisi pembela rakyat harus dipertegas sebelum masih perhelatan Pilpres 2024. PKS tidak boleh sekadar beroposisi dalam wacana dan kritikan, tapi perlu nyata memperlihatkan tindakan pasang badan untuk rakyat.


Begitu tegas pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (19/9).

Bagi pria yang akrab disapa Hensat itu, PKS selama ini lebih banyak menampilkan drama saat membela rakyat. Alhasil, terkadang apa yang dibela tidak tuntas.

“Contoh PKS malah walkout saat paripurna membahas kenaikan BBM, lah kalau cuma mau walkout, siapa aja bisa,” tegasnya.

Kembali ke soal Pilpres 2024. Hensat mengingatkan PKS bahwa berkoalisi untuk memenangkan Anies Baswedan membutuhkan keseriusan dan ketulusan untuk bela rakyat. Tidak boleh ada lagi kebanyakan drama.

Ngomong oposisi bela rakyat, tapi tidak terlihat pasang badan untuk rakyat,” urainya.

Gaya PKS, masih sambung pendiri lembaga survei KedaiKOPI itu, berbeda dengan Demokrat dan Nasdem yang mengambil jalur nasionalis. PKS mengambil jalur religius, sehingga kematangan PKS untuk negeri harus lebih sering dimunculkan di muka rakyat.

“Sekali lagi jangan kebanyakan drama,” tekannya.

Terakhir, Hensat memberi contoh cara PKS membandingkan angka kemiskinan di Kota Depok dengan di Kota Solo. Baginya, perbandingan itu bukan ciri khas partai level nasional.

“Ini partai level nasional atau partai kelas kabupate/kota aja? Bila memang partai kelas kabupaten/kota saja ya pantes gampang ngacir atau walkout saat paripurna DPR,” tutupntya.