Atasi Kemacetan di Surabaya, Ini Langkah Strategis Wali Kota Eri Urai Kepadatan Lalu Lintas

Eri Cahyadi / RMOLJatim
Eri Cahyadi / RMOLJatim

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berkomitmen untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Kota Pahlawan.


Beberapa skema juga telah disiapkan oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, diantaranya penerapan sensor CCTV Surabaya Intelligent Transportation System (SITS), rencana pembangunan jalan baru, mengatur waktu masuk antara siswa SD/SMP Negeri dan Swasta dengan waktu masuk para pekerja, hingga mengkoneksikan transportasi umum di Kota Surabaya dengan daerah di sekitarnya. 

Hal ini juga disesuaikan dengan salah satu sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya Tahun 2021 - 2026, yakni mewujudkan pemantapan infrastruktur jalan yang berkualitas dan mendukung mobilitas antar moda secara terpadu dan terintegrasi.

Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan bahwa salah satu infrastruktur di Kota Surabaya adalah jalan agar bisa menopang moda transportasi. 

Rencananya, pemkot akan membangun jalan baru pada tahun 2023. Yakni, Radial Road dan proses pengerjaan Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB), Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT) yang menjadi prioritas pembangunan infrastruktur di Kota Pahlawan.

“Karenanya Pemkot Surabaya melakukan penambahan panjang jalan di Kota Surabaya dengan rata - rata per tahun mulai 2016 - 2020 sepanjang 6,25 km berdasarkan RPJMD Kota Surabaya 2021 - 2026,” kata Wali Kota Eri Cahyadi dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (15/10).

Proses pengerjaan Radial Road akan dimulai pada tahun 2023 untuk mengurangi beban kepadatan lalu lintas dari arah Jalan Mayjen Jonosewojo menuju ke kawasan Jalan Lontar Kota Surabaya.

Sedangkan untuk pengerjaan konstruksi JLLB yang sudah terbangun sepanjang 2.520 meter, yang terdiri dari 1.870 meter dibangun oleh Pengembang Perumahan dan 650 meter dibangun dengan pendanaan dari APBD Kota Surabaya. 

Serta konstruksi JLLT yang sudah terbangun sepanjang 1.228 meter yang dibangun dengan pendanaan dari APBD Kota Surabaya. 

“Sebab, rencana pembangunan panjang JLLB adalah ±10.035 meter dan JLLT adalah  ±14.300 meter, tapi kami baru mengerjakan sekian. Artinya tidak bisa dikerjakan dalam satu atau dua tahun, maka akan saya sampaikan secara transparan melalui videotron di seluruh surabaya. Sehingga selesai di tahun berapa warga akan tahu,” ungkapnya.

Selanjutnya, Pemkot Surabaya juga akan mengatur waktu masuk antara siswa SD/SMP Negeri dan Swasta dengan para pekerja di Kota Pahlawan. 

Bahkan, para pegawai di lingkungan Pemkot Surabaya telah melakukan aktivitas kerja di lingkungan terdekat dengan rumahnya. 

“Pemkot Surabaya juga telah memulai, yakni pegawai bekerja di lingkungan (terdekat) rumahnya masing-masing. Sehingga itu akan mengurangi (penumpukan kendaraan), yang dari barat tidak perlu sampai di area timur,” katanya.

Lebih lanjut, ia juga tengah melakukan penataan transportasi massal yang tidak hanya berfokus di Kota Surabaya. 

Sebab rencananya, transportasi massal tersebut juga akan terkoneksi dengan Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik.

“Termasuk pembangunan jalannya, ini akan terkoneksi satu dengan yang lainnya. Maka kita harus memberikan jaminan keamanan menggunakan transportasi massal dengan harga yang terjangkau daripada menggunakan transportasi pribadi,” pungkasnya.