Idealnya Capres dan Cawapres KIB dari Internal, Bukan Impor Toko Sebelah

foto/net
foto/net

Idealnya, calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) berasal dari internal sendiri, bukan impor dari "toko sebelah”. Apalagi, KIB sudah punya ketua umum (Ketum) yang mumpuni, seperti Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.


Peneliti senior dari Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata mengatakan, sedari awal, KIB seperti didesainn hanya menjadi kendaraan dan tumpangan siapapun. Hal itu diperkuat dengan ketiadaan tokoh mumpuni secara kasat mata elektoral yang diusung dari internal koalisi.

"Jikapun ada, itu hanya Airlangga saja. Kedua ketum partai lainnya tidak masuk garis edar top five elektabilitas capres maupun cawapres," ujar Dian kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (16/10).

Akademisi Universitas Ibnu Chaldun ini menjelaskan, berdasarkan survei Insis, ada nama lain yang cukup mumpuni di Jawa Timur, yakni Khofifah Indar Parawansa.

"Pertanyaannya, Khofifah ini diendors siapa dari koalisi KIB? PPP kah? Jika memang iya, maka secara kasat mata harusnya sudah ada internalisasi pasangan Airlangga-Khofifah," kata Dian.

Hanya saja, hingga kini KIB masih "mbulet" atau berpoutar-putar dalam menentukan capres. Akibatnya, muncul nama Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo di kader ketiga partai KIB, yakni Partai Golkar, PPP, dan PAN.

"Jika meminjam keajegan dari tugas dan fungsi partai, maka idealnya capres cawapres KIB dari internal mereka sendiri. Bukan impor dari toko sebelah," terang Dian.