Polda Jatim Janji Tindaklanjuti Pengaduan Kopenima Terkait Penyalahgunaan Hijab oleh SDS dan JH

Puluhan massa dari Komite Anti Penista Agama (Kopenima) saat menggelar aksi unjukrasa di Polda Jawa Timur/RMOLJatim
Puluhan massa dari Komite Anti Penista Agama (Kopenima) saat menggelar aksi unjukrasa di Polda Jawa Timur/RMOLJatim

Puluhan massa dari Komite Anti Penista Agama (Kopenima) kembali menggelar aksi unjukrasa di Polda Jawa Timur, Senin (24/10).


Mereka mendesak aparat kepolisian menindaklanjuti penggunaan hijab syar'i oleh SDS dan JH, pelapor kasus kekerasan seksual atas dugaan penistaan agama. Aksi kali ini jumlahnya lebih banyak dari aksi sebelumnya pada Rabu (12/10) lalu.

Dalam aksi kali ini, perwakilan Kopenima diterima pihak Ditreskrimsus Polda Jatim. Hasil dari audiensi.

"Hari ini kami datang untuk memastikan kepastian proses pengaduan kami 2 bulan lalu," kata Koordinator Lapangan (Korlap) Kopenima, Achmad  Mustajib usai audiensi.

Dikatakan Mustajib, dari hasil audiensi pihak Ditreskrimsus memberi jawaban memuaskan akan ada tindak lanjut.

"Jawaban pihak Ditreskrimsus memuaskan. Katanya akan ada tindak lanjut dari pengaduan kami," terangnya. 

Ditambahkan Mustajib, pihaknya dalam dua pekan ke depan akan dipanggil untuk diperiksa.

"Menurut pihak Polda, saya selaku pelapor akan dipanggil sebagai tindaklanjut dari pengaduan tersebut," ungkapnya.

Kopenima berharap agar kasus penyalahgunaan hijab oleh SDS dan JH tidak hanya selesai di pengaduan saja. 

"Harapan kami ada tindaklanjut sebab dalam kasus ini SDS dan JH selaku penganut nasrani telah melakukan menggunakan simbol-simbol agama sebagai alat kebohongan," demikian Mustajib.

Sekedar diketahui, pada Senin, 29 Agustus 2022 lalu, Kopenima mengadukan SDS dan JH ke Polda Jatim atas dugaan penistaan agama. Diketahui keduanya bergama non Muslim. JH ber-KTP Nasrani. Sementara SDS ber-KTP Islam namun pada tahun 2011 telah dibaptis dan surat baptis keluar pada tahun 2021. 

Perbuatan SDS dan JH dianggap mengesankan diri sebagai Muslimah yang menjadi korban kekerasan seksual. Padahal keduanya beragama Nasrani.