Anies-Ganjar-Erick Pilihan Rasional Bagi PPP

Anies Baswedan-Ganjar Pranowo-Erick Thohir/RMOL
Anies Baswedan-Ganjar Pranowo-Erick Thohir/RMOL

Analis politik dan Pendiri Indonesia Political Power Ikhwan Arif menilai, usulan calon presiden dari PPP terhadap sejumlah nama tokoh dianggap pilihan yang paling rasional untuk partai berlambang kabah itu.


Diketahui, pengurus wilayah PPP telah mendeklarasikan nama-nama calon potensial seperti Anies Baswedan, Erik Tohir, Ganjar Pranowo dan Sandiga Uno.

Menurut Ikhwan Arif, pilihan ini akan menyelamatkan posisi PPP setelah terjadinya pergantian posisi Plt Ketua Umum PPP Mardiono.

"Langkah yang diambil PPP terkait tokoh atau figur capres adalah pilihan yang sangat rasional dan realistis, karena keputusan ini berada di wilayah koridor politiknya PPP, sedangkan KIB belum mendeklarasikan nama capres,” kata Ikhwan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (3/11).

Tujuannya, sambung Ikhwan, tidak lain untuk menyelamatkan kondisi internal partai setelah perombakan posisi Plt Ketua Umum Mardiono. Mengusulkan sejumlah nama tokoh tersebut, adalah cara bagi pengurus PPP di daerah untuk mengeruk cerug suara para pemilihnya.

“Misalnya di daerah yang mendeklarasikan Anis Baswedan sebagai capres dengan alasan elektabilitasnya berada di urutan tiga teratas. Kemudian ada nama Prabowo Subianto, Sandiga Uno, lalu ada nama Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah. Alasan ini sangat realistis dan masuk akal untuk mempertahankan basis pemilih partai terhadap tokoh yang disukainya, ditengah ujian soliditas internal partai,” ungkap Ikhwan Arif.

Disamping itu, PPP belum memiliki kader potensial yang mempunyai elektabilitas tinggi berdasarkan hasil riset beberapa lembaga survei. Dengan cara itu, kata Ikhwan Arif, PPP masih memiliki peluang besar untuk mempertahankan suara partai baik itu dalam proses pileg maupun pilpres.

“Faktor pemilihan capres akan mendongkrak elektabilitas PPP dalam skala nasional, dengan catatan orientasi terhadap figur yang memiliki elektabilitas tinggi,” ujar dia.

Lalu, lanjut dia, bagaimana posisi PPP sebagai partai umat muslim, apakah PPP mampu menaikkan elektabilitasnya ketika mendukung tokoh nasionalis religius seperti Ganjar Pranowo atau Anis Baswedan sebagai figur yang dinilai dekat dengan pemilih yang religius.

Kalau dilihat dari kedekatan ideologi partai, menurut Ikhwan Arif,  cerug suara lebih dekat dengan sosok yang religius, kenyataannya pemilih partai PPP tidak hanya pemilih religius melainkan pemilih nasional religius.

“Sebenarnya polemik seperti ini tidak hanya terjadi di tubuh partai PPP saja, di partai politik lain juga begitu,” tandasnya dimuat Kantor Berita Politik RMOL.