Gus Menteri Halim Iskandar Berikan Penghargaan untuk Desa Mandiri di Bondowoso

Mendes PDTT, Abdul Halim Iskandar, usai serahkan penghargaan/RMOLJatim
Mendes PDTT, Abdul Halim Iskandar, usai serahkan penghargaan/RMOLJatim

Sejumlah Bupati mendapatkan penghargaan dari Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar. Pemberian penghargaan untuk daerah tertinggal yang terentaskan di Hotel Grand Padis, Jalan A Yani, Kabupaten Bondowoso, Kamis (17/11). 


Selain itu, mewakili Jawa Timur sebanyak 33 desa di Kabupaten Bondowoso dan Situbondo sudah menjadi desa mandiri. Para kepala desa di desa tersebut mendapat penghargaan langsung dari Gus Menteri. 

Adapun rincian 33 desa mandiri yang mendapatkan penghargaan dari Gus Menteri Abdul Halim Iskandar, 17 desa di Bondowoso dan 16 desa asal Situbondo.

Dalam kesempatan tersebut, Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar saat dikonfirmasi mengatakan, dalam Indeks Desa Membangun (IDM) sudah banyak desa mandiri, bahkan melebihi target RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional).

"Target RPJMN kita itu 5000, hari ini sudah 6.236 desa mandiri di Indonesia. Termasuk di Bondowoso ini juga banyak," ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (17/11). 

Ditambahkan Gus Menteri, khusus kepala desa mandiri mendapatkan lencana, sebagai wujud apresiasi atas capaian tertinggi kepala desa.

Menurutnya, desa mandiri bukan berarti dana desanya tidak disalurkan. Justru kata dia, desa mandiri membutuhkan lebih banyak anggaran. "Karena nanti ukurannya menjadi berubah," kata dia.

Selanjutnya kata dia, target yang harus dicapai oleh desa mandiri yakni pada ukuran SDGs Desa. Sebab desa mandiri belum tentu desa yang tanpa kemiskinan.  Artinya, desa mandiri masih dimungkinkan ada warga miskin. 

"Tapi kalau sudah SDGs yang pertama, desa tanpa kemiskinan. Artinya, sudah tidak ada lagi desa miskin di desa itu. Desa tanpa kelaparan, artinya tidak ada lagi warga desa kena stunting," jelas dia.

Oleh karena itu, lanjut dia, anggaran untuk desa mandiri harus lebih banyak lagi. Apalagi berbicara SDM dan peningkatan ekonomi.

"Misalnya SDGs ketiga, pendidikan desa berkualitas. Gak akan pernah selesai, Indonesia gak akan pernah selesai berbicara tentang pendidikan," kata Gus Menteri.

Dalam kesempatan tersebut, dia juga memaparkan, diperingatinya hari “Percepatan Pembangunan Daerah” pada tanggal 17 November 2022 ini agar berbagai stakeholders selalu memperhatikan dan memprioritaskan upaya percepatan pembangunan daerah tertinggal. 

"Pengentasan daerah tertinggal bersifat multidimensi, sehingga perlu dilakukan dengan strategi kolaboratif melibatkan lintas sektor dan lintas pelaku, antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, melalui pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta dukungan pelaku usaha/mitra termasuk keterlibatan masyarakat," jelas dia.

Dalam acara itu Halim Iskandar juga mengaku optimis, melihat perkembangan pembangunan daerah tertinggal semakin meningkat dan positif.

Penerima penghargaan “Daerah Tertinggal potensi entas terbaik” diantaranya Kabupaten Musi Rawas Utara, Lombok Utara dan Kepulauan Sula.

Sementara "Penghargaan untuk Daerah Tertinggal Entas Terbaik" yaitu Kabupaten Mahakam Ulu, Halmahera Timur dan Bondowoso.

Kemudian “Penghargaan untuk Kementerian/Lembaga intervensi Program terbaik” yaitu Kementerian Sosial, Kementerian Agama dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Usai memberikan penghargaan terhadap kepala desa mandiri, Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar juga menyempatkan meninjau stand UMKM hasil produksi dari berbagai desa di Bondowoso.

Gus Menteri juga mengatakan, bahwa dirinya sangat terkesan dengan suasana yang ada di kabupaten Bondowoso, terlebih menyatakan kopi Bondowoso juga enak dan menjadi andalan.