Peringati Tragedi Gerbong Maut 75 Tahun Lalu, Sejarah Kelam Pejuang Bondowoso

Teatrikal peringati tragedi gerbong mautmaut/RMOLJatim
Teatrikal peringati tragedi gerbong mautmaut/RMOLJatim

Sejarah kelam pernah menimpa para pejuang Bondowoso pada era penjajahan tepatnya 75 tahun lalu. Dalam tragedi maut tersebut menyebabkan pejuang yang meninggal 46 orang, sakit parah 12 orang, kondisi tidak sehat 12 orang dan lemas tak berdaya 30 orang.


Peristiwa ini merupakan salah satu rangkaian sejarah perjalanan Kabupaten Bondowoso hingga berdiri sampai kini.

Peringatan hari bersejarah tersebut, diwarnai dengan Tapak Tilas dari Lapas IIB Bondowoso menuju Stasiun Kereta Api dan teatrikal perjuangan menghadapi penjajah yang diperagakan oleh puluhan siswa.

Vice President PT KAI Daop 9 Jember, Broer Rizal mengajak masyarakat Bondowoso terutama pelajar untuk mengenang peristiwa ini. Karena berkat perjuangan para pahlawan, mereka mempertahankan kemerdekaan sampai titik darah penghabisan.

"Khususnya pelajar adik-adik kita dari TK, SD, SMA untuk mengenang kembali peristiwa Gerbong Maut, " ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (23/11).

Selain itu, masyarakat juga dapat menambah literasi sejarah Bondowoso di Stasiun Kereta Api Bondowoso yang diketahui sudah non aktif sejak 2004 silam.

"Di museum ini kami tampilkan alat-alat kerja baik saat ini maupun jaman dulu, " lanjutnya.

Stasiun KAI Bondowozo yang kini difungsikan sebagai museum tersebut kini banyak direnovasi. Tujuannya untuk memberikan ruang bagi wisatawan khususnya pelajar tentang sejarah kereta api lintas Kalisat-Bondowoso-Panarukan.

"Penambahan item ada salah satunya koleksi seragam dinas, alat kerja teknis dan ruangan rempah-rempah yang akan diangkut ke pelabuhan, " pungkasnya.

Ditambahkan oleh Humas Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur, Alfaviega Septian Pravangasta, jalur Kalisat-Bondowoso-Panarukan saat ini masih sedang dilakukan feasibility study (FS)/studi kelayakan bersama empat jalur mati yang lain. 

"Yaitu Madiun-Slahung, Klakah - Lumajang - Pasirian, Jombang - Babat- Tuban dan Bangkalan - Sumenep, " paparnya.

Adapun, jalur ini masuk dalam prioritas paling utama untuk dilakukan reaktivasi karena sisa prasarana relatif masih ada. 

"Namun kita masih menunggu hasil akhir dari studi kelayakan, " pungkasnya.