Temu Jurnalis Pra Hakordia, Ketua KPK Bincang-bincang Pemberantasan Korupsi

Ketua KPK RI Firli Bahuri cangkruan bareng wartawan di Surabaya/RMOLJatim
Ketua KPK RI Firli Bahuri cangkruan bareng wartawan di Surabaya/RMOLJatim

Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) ditetapkan pada tanggal 9 Desember setiap tahunnya. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI akan menggelar Road to Hakordia di lima provinsi, salah satunya adalah Jawa Timur.


Road to Hakordia di Jatim akan bertempat di Kota Surabaya selama dua hari yaitu pada 1-2 Desember 2022 di Alun-alun Surabaya. Sementara untuk pembukaannya akan dilakukan di Gedung Negara Grahadi pada 1 Desember.

Banyak acara yang bisa diikuti oleh pengunjung kali ini di antaranya seminar, pameran layanan publik, nobar film, pameran foto, edukasi anti korupsi bagi anak usia dini hingga perform kebudayaan dan kesenian.

Tema yang diusung dalam Road to Hakordia kali ini adalah "Indonesia Pulih Bersatu Berantas Korupsi" yang masih sejalan dengan G20 yaitu Recover Together, Recover Stronger.

Di sela Road to Hakordia, Ketua KPK RI Firli Bahuri menyempatkan bertemu dengan puluhan awak media di Surabaya. Ada diskusi kecil yang membahas tentang tingkat korupsi hingga pendidikan dan pencegahan korupsi.

Firli menyampaikan, kesadaran masyarakat tentang korupsi harus dibangun sedini mungkin. Dengan kesadaran itu, menurutnya akan menurunkan angka tingkat korupsi di sebuah negara.

"Membangun kesadaran masyarakat terhadap anti korupsi menjadi kunci. Karena dengan kesadaran akan menurunkan angka korupsi," terang Firli, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (30/11) malam.

Purnawirawan Polri dengan pangkat terakhir Komjen tersebut juga membahas tingkat korupsi di sebuah daerah. Menurutnya, angka tertinggi korupsi di daerah tidak bisa dilihat dari banyaknya penangkapan oleh KPK di daerah tersebut.

"Banyaknya penangkapan di sebuah daerah tidak bisa dijadikan acuan bahwa daerah tersebut tingkat korupsinya tinggi. Bisa saja yang terjadi di daerah lain yang melakukan korupsi misalnya lima orang lebih, namun yang tertangkap masih satu atau dua orang. Sedangkan yang lainnya masih dalam pendalaman," bebernya.

"Misalnya di 2019 itu angkanya di angak 3,70. Di tahun 2020 angkanya di 3,84. Di tahun 2021 angkanya di 3,88. Di tahun 2022 ini angkanya 3,93. Maknanya apa, oh berarti semakin masif anti korupsi, korupsi semakin menjenderial. Karena rentang skalanya 0-5. Nah 5 itu betul-betul orang suatu negara anti korupsi. Kita sekarang masih diangka 3,93. Dari mana ngukurnya indeks perlakuan korupsi, dilihat dari pemahaman apa itu korupsi. Berikutnya diukur juga tentang perilaku korupsi. Bisa jadi orang paham tentang sesuatu korupsi, tapi perilakuannya masih korupsi," tegasnya.

Untuk diketahui, dipilihnya Surabaya sebagai salah satu penyelenggara Road to Hakordia 2022 karena terinspirasi dari julukan Kota Pahlawan. Diharapkan, semangat pemberantasan korupsi sama dengan semangat pahlawan di Surabaya.

Selain itu ini tak lepas dari potensi korupsi yang hampir ada di seluruh wilayah Indonesia. Baik itu korupsi terkait korupsi pengadaan barang dan jasa, jual beli jabatan, suap menyuap maupun curang hingga yang melibatkan tidak hanya eksekutif dan legislatif tapi juga penegak hukum.

Sehingga gelaran Road to Hakordia diharapkan dapat membantu KPK dalam pemberantasan korupsi di Tanah Air.