Cuaca Ekstrem, Nelayan Banyuwangi Alami Peceklik

Akibat cuaca ekstrem, nelayan Banyuwangi alami peceklik/ist
Akibat cuaca ekstrem, nelayan Banyuwangi alami peceklik/ist

Nelayan di Kabupaten Banyuwangi mengalami paceklik, sehingga hasil tangkapan ikan pun sepi. Hal itu diakibatkan cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir. 


Seperti yang dialami nelayan di Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo, tak sedikit yang urung melaut. Beberapa nelayan yang memaksa melaut hasil tangkapan ikan yang didapat tidak memuaskan.

"Mereka hanya bisa menangkap ikan berukuran kecil yang memiliki nilai jual rendah," kata Kapolsek Tegaldlimo, Iptu Lita Kurniawan dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (27/12).

Melihat keadaan tersebut, jajaran Polsek Tegaldlimo Polresta Banyuwangi memberikan bantuan kepada para nelayan yang terdampak cuaca ekstrem. Paket sembako diberikan secara door to door kepada warga dan nelayan di Desa Kalipait.

“Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian Polri kepada nelayan yang tidak bisa melaut karena cuaca ekstrem,” jelasnya.

Menurutnya kepedulian dan aksi sosial kemanusiaan yang dilakukan ini merupakan salahsatu wujud menumbuhkan sikap tidak adanya sekat antara Polri dengan masyarakat. 

“Kegiatan ini tidak lain sebagai upaya Polri yang peka terhadap situasi dan keadaan di tengah masyarakat,” ujar Lita.

Berdasarkan prakiraan cuaca Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), potensi cuaca buruk hampir merata ke seluruh wilayah Banyuwangi.

Fenomena alam yang terjadi saat ini karena Kabupaten Banyuwangi memasuki fase puncak musim penghujan, yang bertepatan dengan momen pergantian tahun.

“Karena pada bulan Desember hingga Januari ini, Banyuwangi memasuki puncak musim penghujan,” ujar Rezky P Hartiwi Prakirawati BMKG Banyuwangi,.

Keadaan seperti demikian, kata dia, juga diperkuat dengan tidak stabilnya kondisi atmosfer bumi. Dimana monsun Asia masih aktif dan ditambah fenomena La Nina.

Kemudian udara bertekanan rendah masih dijumpai di area perairan selatan Banyuwangi. Hal itu yang dapat mempengaruhi peningkatan pembentukan awan hujan.

“Juga berpotensi menyebabkan adanya gelombang tinggi yang diperkirakan dua sampai empat meter,” ujarnya.

Untuk itu, prakirawan Stasiun BMKG mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan, khususnya yang tinggal di wilayah pesisir pantai. Begitupun bagi nelayan yang hendak melaut, agar tidak terlalu ke tengah perairan.

“Karena potensi gelombang tinggi diprediksi akan terjadi hingga Januari,” sebut Rezky.