Gelombang baru Covid-19 di China dalam dua atau tiga bulan ke depan kemungkinan tidak akan terjadi karena mayoritas populasi negeri tirai bambu diyakini sudah terinfeksi.
- KBRI Tokyo Selidiki Kasus WNI Tewas karena Covid-19
- Cegah Kenaikan COVID-19 di Akhir Tahun, Pemkot Surabaya Konsisten Beri Layanan Vaksinasi
- Covid 19 Di Jatim Naik, DPRD Jatim Ingatkan Masyarakat Terapkan Prokes Ketat
Meski akan terjadi lonjakan kasus Covid-19 di beberapa daerah selama periode liburan Tahun Baru Imlek, namun gelombang baru kemungkinan tidak akan terjadi.
Begitu yang diyakini oleh Kepala Ahli Epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Wu Zunyou di akun media sosial Weibo pada Sabtu (21/1).
Itu lantaran, seperti dikutip Global News, para pakar meyakini 80 persen populasi di China sudah terinfeksi Covid-19.
Seorang pejabat Komisi Kesehatan Nasional pada Kamis (19/1) juga menyebut China sudah melewati puncak gelombang Covid-19.
Data pemerintah menunjukkan, hampir 60 ribu orang dengan Covid-19 meninggal di rumah sakit pada 12 Januari, sekitar sebulan setelah China mencabut kebijakan Zero Covid.
Tetapi beberapa ahli meragukan angka tersebut, dengan meyakini kemungkinan perhitungan di lapangan jauh lebih besar. Itu lantaran China tidak memasukkan mereka yang meninggal di rumah dan banyak dokter tidak mengklasifikasikan Covid-19 sebagai penyebab kematian.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Libur Maulid Nabi, Gunung Bromo Dikunjungi 9.061 Wisatawan
- Tambah Koleksi Buku, Cara Dispusip Surabaya Tingkatkan Kunjungan ke Perpustakaan
- 6 Klub Sepak Bola Lokal Kota Madiun Ikuti Turnamen Bonus Cup U-45