Pengamat: Ridwan Kamil Berharap Durian Runtuh Tiket Pilpres dari Golkar

foto/net
foto/net

Partai Golkar resmi menjadi kendaraan Ridwan Kamil untuk mengarungi Pemilu 2024 mendatang. Salah satu alasan Ridwan Kamil memilih partai berlambang pohon beringin itu adalah karena jaringan yang sudah mengakar kuat sejak Orde Baru.


Begitu analisis pengamat politik dan keamanan dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof Muradi, saat diminta tanggapan soal bergabungnya Ridwan Kamil ke Partai Golkar.

Muradi menilai, sedikitnya ada tiga alasan mengapa mantan Walikota Bandung itu bergabung dengan partai besutan Airlangga Hartarto itu. Pertama, dalam politik harus ada keberlanjutan pembanding.

Dirinya lantas membandingkan bahwa Partai Golkar jauh lebih kuat dibandingkan Partai Nasdem untuk di wilayah Jabar.

"Golkar pernah juara, pernah lama di Orde Baru, dia akarnya kuat. Dia punya sistem yang memungkinkan RK (Ridwan Kamil) jauh lebih manuver di level nasional. Ada keberlanjutan," papar Muradi, dikutip Kantor Berita RMOLJabar, Selasa malam (24/1).

Alasan kedua, soal kenyamanan. Menurut Muradi, RK lebih nyaman bergabung dengan Partai Golkar dibandingkan dengan Partai Nasdem. Sebab, partai besutan Surya Paloh itu sudah mengusung Anies Baswedan sebagai capres.

"Kalau Nasdem belum ngusung Anies bisa jadi peluang 50:50, pilih Golkar atau Nasdem. Jadi akhirnya kenyamanan," ujarnya.

Alasan ketiga, soal daya jelajah politik. Partai Golkar dinilai lebih memiliki pengalaman, basis dan jaringan yang kuat.

Dengan gaya kepemimpinan RK yang populis, imbuh Muradi, gerak langkahnya akan semakin lincah ketimbang bergabung dengan PDIP maupun PKS yang memiliki ideologi yang ketat.

"Artinya dengan daya jelajah yang lebih besar ini, posisi RK jauh lebih kompetitif di Golkar ketimbang di Nasdem," jelasnya.

Sehingga, kata Muradi, RK melihat masih ada peluang dijadikan capres/cawapres dari Golkar. Sebab Airlangga Hartarto belum sesuai dengan harapan Munas Golkar.

"Sampai hari ini elektabilitasnya (Airlangga) tidak lebih dari tiga persen," katanya.

Karena itu, menurut Muradi, RK mengincar rezeki nomplok dengan terjadinya Munaslub di Golkar. Sehingga akan ada pemilihan ketua baru dan amanat pilpres baru. Opsi terburuknya RK kembali maju di Pilgub Jabar.