Rencana kunjungan politik Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke Golkar akan dilakukan pada pekan ini. Cak Imin akan bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
- Cak Imin: Kami akan Cetak Sejarah Empat Kali, Siapapun yang Bergandengan Dengan PKB Pasti Menang
- Cak Imin: Dosa dan Haram Kalau Saya Tidak Percaya Diri Maju Pilpres 2024
- Respon Cak Imin Soal Pertemuan Prabowo-Khofifah
Baca Juga
Wakil ketua Umum DPP PKB, Jazilul Fawaid mengatakan ia belum bisa menjelaskan secara detail terkait kepastian waktu dan detail pertemuan. Jazil hanya menyampaikan rencananya ada pertemuan pada Jumat mendatang (10/2).
Terkait substansi pembahasan, pria yang juga Wakil Ketua MPR RI ini mengatakan bahwa keduanya akan membahas tentang kenegaraan dan perkembangan politik tanah air.
“Ya kalau pertemuan dua ketum partai tentunya membahas hal-hal yang sifatnya kenegaraan, perkembangan politik,” jelas Jazil, Senin (6/2).
Soal peluang PKB mengajak Golkar ke Koalisi Indonesia Raya (KIR), Jazil hanya tertawa dan menyinggung soal kecocokan dengan partai lain. Prinsipnya, tambah Jazil komunikasi politik dengan partai-partai bermuara pada hal yang terbaik.
“Ya nyocokkan gelombang, saling bertukar pikiran. Saling mengajak untuk mencari yang terbaik. Posisinya kan gitu. Karena kan Golkar ada di KIB, kami di PKB Gerindra,” ulas Jazil.
Terpisah, Direktur Riset Indonesia Presidential Studies, Arman Salam mengatakan manuver PKB ke Golkar banyak mengandung makna bisa karena belum ada kepastian politik untuk wakil mendampingi Prabowo .
Atas dasar itulah, PKB mencoba mencari pelabuhan lain, atau bisa juga dalam rangka merayu Golkar untuk bergabung dengan Gerindera PKB.
*Yang jelas langkah apapun yang dilakukan partai semua bermuara pada kepentingan politik,” katanya.
Sementara pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menilai kedatangan Cak Imin untuk mengajak Golkar bergabung ke Koalisi Gerindra-PKB.
Sebab, hingga saat ini koalisi yang terbentuk pada umumnya masih cair.
"Saat ini justru masing-masing koalisi dalam situasi rentan. Sebab, setiap koalisi sudah mulai membicarakan pasangan capres yang akan diusung," kata Jamiluddin.
Pandangan Jamiluddin, tarik menarik sesama partai politik di masing-masing koalisi akan terus menguat. Imbasnya, berpeluang menimbulkan ketidakpuasan diantara partai politik yang berkoalisi.
Saat kondisi demikian, itulah, Jamiluddin melihat akan membuka ruang partai politik akan keluar atau masuk ke koalisi tertentu.
"Hal itu tampaknya yang ingin dimanfaatkan Cak Imin untuk menarik Golkar ke Koalisi Gerindra-PKB," jelas Jamiluddin.
Jamiluddin kemudian menyampaikan ada dua kemungkinan terkait ajakan Cak Imin agar Golkar gabung koalisinya.
Pertama, kalau KIB bentukan Istana, maka peluang Golkar pindah ke koalisi Gerindra-PKB sangat besar. Bahkan tidak menutup kemungkinan PAN dan PPP ikut bergabung.
Namun demikian, faktor kedua, apabila KIB bukan bentukan Istana, maka Golkar akan menolak tawaran Cak Imin. Golkar akan merasa lebih nyaman tetap bergabung di KIB.
"Golkar sebagai pemimpin di KIB, tentu akan sulit meninggal koalisinya. Golkar akan berupaya menciptakan KIB menjadi lebih kompetitif agar dapat menang pada Pilpres 2024," pungkas Jamiluddin dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
- Soal Proporsional Terbuka-Tertutup, PKB Minta MK Adil dan Tak Bikin Sulit Parpol
- DPR Sebut Mafia Pangan Masih Eksis Sengsarakan Rakyat
- Cak Imin: Kami akan Cetak Sejarah Empat Kali, Siapapun yang Bergandengan Dengan PKB Pasti Menang