Tiga orang mahasiswa semester II dari Universitas Jember (UNEJ), mengaku mendapat perlakuan yang tidak ramah. Hal itu, diutarakan oleh Nadia bersama dua rekannya, Nabila dan Andin. Mereka mengaku mahasiswa semester II di Kampus UNEJ.
- Mahasiswa FKM Unej Tanam Bibit Pohon Mangrove di Pantai Teluk Love
- Brownies Kedaung Karya Mahasiswa Unej Jadi makanan lezat Sekaligus Obat Berbagai Penyakit
- Perampok yang Membunuh dan Membakar Mahasiswa Unej Jember, Divonis 18 Tahun Penjara
Mereka, juga sempat merekam perlakuan yang tidak ramah dari beberapa sopir angkutan saat menggunakan jasa driver online.
"Kami kami ini kan mahasiswa, jadi kami mencari moda transportasi yang terjangkau," kata Nadia via seluler, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (25/2).
Nadia menceritakan, jika hendak traveling ke Pantai Bangsring untuk menikmati pemandangan. Namun, saat keluar dari area Stasiun Ketapang dihampiri oleh sopir angkot.
"Kami bilang gak mau, masih mau mencari makan dulu," ujarnya.
Tapi, oleh mereka tetap ditawari untuk naik angkot dengan nada memaksa. Tapi lama-lama, ia mengaku, seperti dibentak oleh mereka.
"Karena kami cewek cewek kami jadi takutlah," katanya.
Setelah menyantap makanan, mereka tetap berjalan menjauh dari area Stasiun Ketapang. Namun tetap diikuti oleh beberapa sopir angkot.
"Karena kami tetap bilang gak mau, akhirnya kami dibalas dengan nada tinggi, di sini zona merah nggak ada grab gojek katanya," cerita Nadia.
Lantaran merasa mendapat perlakuan tidak nyaman, tiga (3) mahasiswi UNEJ memutuskan untuk berjalan menjauh dari Stasiun Ketapang hingga ke SPBU Tanjungwangi.
"Di SPBU itu kita sudah tidak diikuti lagi oleh sopir angkot, akhirnya kita pesan grab yang titik jemputnya juga di situ," ungkapnya.
Yang membuatnya merasa tidak nyaman lagi, kata dia, kendaraan yang ditumpanginya bersama dua rekannya tiba-tiba dihadang secara bergerombol oleh sopir angkutan.
"Kami dipaksa turun, katanya karena kami dari stasiun dan harus naik angkot," ujarnya.
"Terus sopir grab kami bilang, kalau penumpangnya mau silahkan. Tapi kami jawab gak mau, kami ingin aman naik grab aja," sebut Nadia.
Tak berhenti di situ, para sopir angkutan malah mengajak mereka ke Polsek Kalipuro.
Sesampainya di Polsek, Nadia mengaku sempat ditanya, dari mana, mau kemana dan tujuannya apa.
"Saya jawab kami dari Jember mau liburan ke Pantai Bangsring. Sementara sopir online dan sopir angkot ada di luar," ujarnya.
"Setelah beberapa waktu kemudian kami diminta diantar sama polisinya ke Bangsring pakai mobilnya driver online," imbuhnya.
"Kami ini kan cewek cewek, Saya Nabila dan Andin kan mau traveling cari angkutan yang terjangkau. Kalau ternyata kayak gini, diperlukan tidak ramah ya kami trauma liburan ke Banyuwangi lagi," tutupnya.
Sementara itu, Kapolsek Kalipuro, AKP Hadi Waluyo mengatakan, bahwa terkait insiden yang sempat dialami tiga mahasiswa UNEJ tersebut sudah tidak ada masalah.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Diduga Ikut Bantu Pengajuan PK Mardani Maming
- Bupati Kediri Bakal Naikkan Insentif Jukir Rp1 Juta
- Risma Ziarah ke Makam Kyai Ageng Basyariyah Sewulan Madiun