Gaya pencitraan Menteri Sosial Tri Rismaharini dinilai tidak akan membantu mendongkrak elektabilitas, jika ingin maju menjadi Gubernur DKI Jakarta.
- Eri Cahyadi Menyeruak di Antara Kandidat Cagub Jatim
- Mensos Risma Tegaskan Tidak Terlibat Korupsi, Penyaluran Bansos Ikuti Arahan Presiden
- Kasus Korupsi Kembali Terjadi di Kemensos, Pengamat: Bubarkan Saja, Fungsinya Pindahkan ke BNPB
Baca Juga
Demikian penilaian pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (27/2).
"Pencitraan ala Risma itu tidak akan membantunya bila maju DKI Jakarta. Sebab, warga Jakarta lebih memilih gubernur yang rasional," katanya.
Menurutnya, pencitraan mantan Walikota Solo kali ini terkesan sangat vulgar. Karena itu sebagian masyarakat tidak terpukau dengan akting Risma.
"Warga Jakarta yang jauh lebih kritis tentu dapat membaca akting itu. Akibatnya bukan simpati yang didapat Risma, tapi justru antipati. Bahkan jadi bahan cibiran," katanya.
Mantan Dekan Fikom IISIP itu juga menambahkan, pendekatan pencitraan sudah kehilangan keampuhan. Pasalnya, masyarakat sudah kapok dengan pemimpin hasil pencitraan.
"Karena itu, bila hanya bermodalkan pencitraan vulgar seperti itu, maka peluang Risma menang pada Pilgub DKI Jakarta sangat kecil," tutupnya.
Seperti diketahui, mantan Walikota Surabaya itu kerap melakukan hal-hal nyeleneh, seperti baru-baru ini mencuci mobil dinas sendiri. Sebagian masyarakat menilai itu berlebihan dan penuh pencitraan.
- Simalakama Caleg Daerah: Menangkan Capres tapi Bisa Babak Belur
- Geledah Rumdin Mentan SYL, KPK Diduga Bawa Mesin Penghitung Uang
- Saksi Sebut Dito Ariotedjo Terima Rp27 M, Begini Langkah Kejagung