Keberadaan tim U-20 Israel sebagai salah satu peserta Piala Dunia U-20 yang akan digelar di Indonesia pada Mei-Juni 2023 mendatang menimbulkan polemik panjang. Sebagai negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia, kehadiran pemain muda Israel di tanah air jelas banyak mendapat penolakan.
- Wali Kota Eri Dampingi Mensos Risma Serahkan 105 Tablet Canggih bagi Siswa Tak Mampu di Eks Lokalisasi Dolly
- Undang Lundruk Suroboyo dalam Rakerwil, PKS Jatim Komitmen Perjuangkan Budaya Lokal
- Meski Pandemi, Realisasi Investasi Jatim Triwulan III Tahun 2021 Masih Tembus Rp 18 Triliun
Bahkan, ormas Ahlulbait Indonesia berpandangan, jika rencana kehadiran Tim U-20 Israel itu sampai terealisasi, maka Indonesia telah mendapat musibah terbesar sepanjang sejarah kemanusiaannya.
"Indonesia pernah merasakan getirnya penjajahan selama ratusan tahun pada abad kolonialisme Barat dan Timur di masa lalu," kata Ketua Umum Ahlulbait Indonesia, Habib Zahir bin Yahya dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (15/3).
"Kendati perjuangan bangsa Indonesia membuahkan kemerdekaan, kedaulatan, dan kehormatan sebagai bangsa dan negara pada 1945, namun pengalaman pahit itu juga mengkarakterisasi, mengkonstitusi, dan melegitimasi Indonesia sebagai bangsa dan negara yang antipenjajahan serta siap membela pihak terjajah. Termasuk membela bangsa Palestina yang sejak 1948 hingga hari ini terus dijajah secara genosidal oleh rezim zionis yang menyebut dirinya Israel,” paparnya.
Untuk itu, Ahlulbait Indonesia (ABI) dengan tegas menolak kedatangan Tim U-20 Israel di tanah air. Alasannya adalah, sebut Habib Zahir, Tim U-20 Israel berstatus ilegal karena berasal dari entitas Israel yang selamanya ilegal dan kolonial sebagai negara, sehingga tidak berhak mengirimkan perwakilan apapun ke negara legal dan merdeka manapun, termasuk ke Indonesia.
Kedua, ABI menolak keikutsertaan Tim U-20 zionis Israel dalam ajang sepak bola internasional di Indonesia. Para pemangku kekuasaan di negeri ini berpeluang untuk menegaskan posisi Indonesia sebagai negara yang berkomitmen penuh terhadap prinsip keadilan semesta sebagai ciri kemanusiaan yang beradab.
Ketiga, mengizinkan Tim U-20 Israel ikut berpartisipasi hanya akan memperkuat legitimasi rezim apartheid Israel di mata dunia, sekaligus menutupi tindakan zalim dan antikemanusiaan yang dilakukannya selama ini.
Keempat, keinginan meraih kepentingan dan keuntungan apapun di bidang diplomasi, ekonomi, dan lainya tidak semestinya dengan mengorbankan pijakan-pijakan strategis dalam berbangsa dan bernegara. Termasuk penunaian terhadap amanah Pembukaan UUD 1945 yang menegaskan bahwa Kemerdekaan adalah Hak segala Bangsa.
Kelima, Pemerintah diimbau agar jangan sampai termakan propaganda, apalagi turut mengampanyekan kebohongan bahwa olahraga harus dipisahkan dari politik. Padahal pada praktiknya, jargon itu diberlakukan secara diskriminatif dan bermotif standar ganda.
Keenam, mengajak seluruh elemen kritis masyarakat untuk menyuarakan penolakan terhadap kedatangan Tim U-20 Israel. Jika diizinkan masuk akan membuka celah bagi rezim penjajah Israel untuk mencitrakan Indonesia sebagai pendukung kolonialisme.
- Israel akan Tetap Serang Lebanon, Meski Gencatan Senjata di Jalur Gaza Tercapai
- Rumah Sakit di Gaza Kembali Diserang Israel
- Peringatan 45 Tahun Revolusi Islam, Warga Iran Bakar Bendera Israel dan Amerika Serikat