Banjir di Perumahan Bunga Residence Hendak Disodet ke Perumahan Brawijaya, Ramai Protes dalam Hearing di DPRD Banyuwangi

Komisi IV DPRD Banyuwangi melakukan tinjau lapang, mencari solusi banjir di perumahan Bunga Residence yang akan disodet ke perumahan Brawijaya Residence/RMOLJatim
Komisi IV DPRD Banyuwangi melakukan tinjau lapang, mencari solusi banjir di perumahan Bunga Residence yang akan disodet ke perumahan Brawijaya Residence/RMOLJatim

Untuk mengantisipasi banjir yang terjadi di perumahan Bunga Residence hingga menimbulkan genangan setinggi kaca mobil, hendak disodet ke perumahan Brawijaya Residence.


Sontak, hal itu menuai protes dari warga Brawijaya Residence dalam forum hearing di DPRD Banyuwangi. Untuk informasi, lokasi dua perumahan yang berada di Kelurahan Kebalenan, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi tersebut terletak berdampingan.

Dalam hearing, Komisi IV DPRD Banyuwangi mengundang Dinas PU CKPP yang dihadiri Plt Danang Hartanto, perwakilan pengembang Bunga Residence, Brawijaya Residen dan pengembang Green Brawijaya, termasuk warga.

Tokoh warga Brawijaya Residence, Firdaus Yulianto mengatakan, sebelum adanya sodetan air dari perumahan sebelah saja, warga Brawijaya sudah kebanjiran saat terjadi hujan.

Alasan penolakan kedua, dalam siteplan Bunga Residence maupun Brawijaya Residence tidak saluran air yang menghubungkan dua perumahan ini.

“Jadi, dalam siteplan Bunga maupun site plan Brawijaya itu tidak ada saluran air dari Bunga ke Brawijaya. Kalau kita ngomong secara hukum seperti itu,” ujar Firdaus, dikutip Kantor Berita RMOLjatim, Senin (20/3).

Tetapi, ketika bicara dari sisi kemanusiaan, warga Brawijaya Residence sebetulnya, kata Firdaus, mau membantu ketika warga atau pengembang Bunga Residence meminta tolong agar dibukakan untuk sodetan sebagai saluran air di wilayahnya.

“Padahal, Bunga Residence sudah punya saluran air sendiri yang mengarah ke utara. Tapi karena kontur tanahnya yang ke arah selatan lebih rendah, akhirnya air nggak bisa mengalir yang akhirnya menggenang di perumahan sebelah,” lanjutnya.

Firdaus menambahkan, sebelum hearing ini, sudah ada beberapa pertemuan. Baik antara warga Brawijaya Residence dengan pengembang (developer) Bunga Residence, antara developer Bunga dengan developer Brawijaya maupun pertemuan antara warga Bunga, warga Brawijaya, developer Bunga dan developer Brawijaya.

Apalagi, sampai sekarang LPSU-nya perumahan Bunga dan Brawijaya juga masih belum dihibahkan kepada Pemkab dan belum ada serah terima, sehingga tanggung jawabnya masih berada di pengembang.

“Kita nggak kaku dengan tetap ngasih solusi, karena mereka itu memohon. Tapi jangan seperti yang mereka minta, kita yang mengarahkan. Jadi sifatnya kita yang memberikan,” kata Firdaus yang juga seorang advokat itu.

Sementara itu, Pimpinan Hearing Khusnan Abadi mengatakan, setelah mendengar cerita warga dan resume pertemuan para pihak yang kemudian dikirim ke DPRD, bahwa di perumahan Bunga Residence kalau hujan sedikit saja sudah terjadi genangan. Ketinggian airnya bervariatif, ada yang 40-50 centimeter. Bahkan di atas itu, karena kap mobil itu sampai terendam.

“Tadi jalan satu-satunya memang yang bisa dilakukan untuk mengurangi air yang ada di Bunga Residence harus melewati Brawijaya Residence. Karena harus melewati kita minta kesadaran hati nurani, bagaimana air itu tetap dilewatkan tetapi tidak harus berdampak,” papar Khusnan.

“Begitu kita ngomong tidak harus berdampak, alhamdulillah Kepala PU siap bertanggung jawab. Secara teknis yang paham PU, harus dibuat mediumnya berapa,” imbuhnya.

Politisi dari Fraksi PKB itu menjelaskan, untuk sodetan air dari Bunga Residence yang melewati wilayah Brawijaya Residence nantinya akan diarahkan ke selatan. Tepatnya, ke saluran drainase Jalan Raya Brawijaya.

Mengenai LPSU dua perumahan yang belum dihibahkan ke Pemkab oleh developer, Khusnan mengakui bahwa hal itu memang persoalan. Namun ada situasi emergency yang harus dilakukan demi upaya penyelamatan masyarakat.

“Emergency itu memang sesuatu yang harus dilakukan. Kalau tidak maka sepanjang sebelum diserahkan tetap banjir nanti. Kalau tetap banjir bagaimana kenyamanan masyarakat,” cetusnya.

Usai hearing di Ruang Rapat Khusus DPRD Banyuwangi, Khusnan yang didampingi beberapa anggota Komisi IV, Danang Hartanto, warga Brawijaya serta pihak pengembang melakukan tinjau lapang untuk melihat langsung rencana lokasi sodetan untuk mengurai banjir.