Skema koalisi dua partai politik Golkar dan Nasdem, sudah cukup memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden 20 persen. Keduanya, bisa mengusung bakal calon presiden dan bakal wakil presiden bertarung di Pemilu 2024.
- Rakernas Partai Golkar Hasilkan Tiga Poin Penting
- Doli Kurnia: Golkar Pemenang Kedua, Jadi Cukup Strategis
- Jika Tak Sesuai Harapan Bersama PDIP, PAN Lebih Baik Bikin Poros Baru Bersama Golkar
Baca Juga
Namun, pandangan analis politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, kedua partai politik ini cukup sulit disatukan. Terlebih, Nasdem sudah punya nama Anies Baswedan sebagai calon presiden.
"Jagoannya kan sekarang Anies dari Nasdem, nanti wakilnya siapa?" kata Ujang ketika berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (26/3).
Kata Ujang, bahkan sekalipun Golkar dan Nasdem telah memenuhi syarat presidential threshold 20 persen, sejauh ini belum ada sinyal terang akan bersatunya dua partai itu.
"Saya sih melihatnya, tanda-tanda (berkoalisi) itu belum ya. Tergantung nanti, koalisi itu nanti di ujung, jelang pendaftaran, Agustus atau September nanti," katanya.
Untuk saat ini, kata ujang, seluruh partai politik masih bergerak dinamis. Dia memastikan jelang pendaftaran di KPU akan mulai terlihat peta politik masing-masing partai. Termasuk peluang Golkar bergabung dengan Nasdem mengusung Anies Baswedan.
"Sekarang ini, semua mungkin saja terjadi, kita lihat saja nanti jelang pendaftaran di KPU," tandasnya.
- Puan: PDIP Terbuka Kerjasama dengan Parpol Lain untuk 2024
- Anies dan AHY Dinilai Miliki Visi Sama soal Arah dan Nasib Indonesia
- Rakernas Partai Golkar Hasilkan Tiga Poin Penting