Pemkot Surabaya Sediakan Layanan Pengobatan TBC Gratis di Puskesmas dan Rumah Sakit

foto/RMOLJatim
foto/RMOLJatim

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berkomitmen menanggulangi penyakit Tuberkulosis (TBC) yang disebabkan bakteri Mycobacterium Tuberculosis.


Salah satu komitmen itu diwujudkan pemkot melalui penyediaan fasilitas layanan pengobatan TBC secara gratis lewat Puskesmas dan Rumah Sakit (RS).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, warga Surabaya bisa mendapatkan pengobatan TBC secara gratis melalui Puskesmas dan RS. 

Untuk kasus TBC dengan kondisi tanpa penyakit penyerta, dapat difasilitasi dengan BPJS dan dirujuk ke Puskesmas ketika kondisinya sudah stabil.

“Sedangkan kasus TBC dengan kondisi khusus (memiliki penyakit penyerta), akan tetap difasilitasi di rumah sakit dengan dukungan BPJS,” kata Nanik Sukristina dalam keterangan resmi yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (6/4).

Nanik memastikan, bahwa Dinkes Surabaya akan terus melakukan berbagai upaya dalam proses eliminasi TBC di Kota Pahlawan. 

Diantaranya, memastikan ketersediaan logistik TBC untuk mendukung penegakkan diagnosis dan pengobatan.

"Selain itu, kami juga mengoptimalisasi alat TCM dan menambah 19 alat TCM dengan 4 modul di Kota Surabaya, dan optimalisasi SITRUST (Sistem Informasi Treking untuk Spesimen Transport) dalam pengiriman sampel terduga TBC," katanya.

Tak hanya itu, Nanik menyebut, jika upaya eliminasi TBC juga dilakukan dengan cara mengoptimalkan pelaporan Wifi-TB untuk dokter praktik mandiri dalam penemuan terduga TBC. 

Juga, menguatkan jejaring internal TBC dengan melibatkan peran lintas poli/ ruangan dalam upaya penjaringan terduga TBC dan penemuan kasus TBC di RS. 

"Kami juga mengoptimalisasi kolaborasi TBC KIA dengan fasilitasi pemeriksaan mantoux test,” ujarnya.

Di samping itu, beberapa cara lain juga dilakukan Dinkes Surabaya dalam upaya eliminasi TBC di Kota Pahlawan. 

Seperti di antaranya, memberikan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) bagi kontak erat pasien TBC serta monitoring capaian terduga TBC di Fasyankes setiap bulan.

Kemudian, melibatkan forum multi sektor dalam kegiatan Public Private Mix (PPM) TBC serta meningkatkan kapasitas bagi tenaga kesehatan di Puskesmas, RS dan Dewan Pertimbangan Medik (DPM).