Kasus kekerasan yang melibatkan anak-anak di kota Surabaya belakangan ini mengalami peningkatan.
- Data BNPB: Pemudik di Jatim Terpantau Sangat Patuh Prokes
- Patroli Malam saat Ramadan, Polrestabes Surabaya Waspadai Balap Liar dan Tawur Sarung
- Wali Kota Eri Ingatkan ASN Pemkot Surabaya Tak Berfoto Dengan Beberapa Pose di Tahun Politik
Meskipun demikian, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengklaim jika potret kasus kekerasan yang melibatkan anak di kota Pahlawan ini masih dalam tahap wajar.
"Dalam data unit perlindungan anak masih dalam kondisi wajar, dan jumlahnya sedikit," tegas Wali Kota Eri dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jum'at (19/5).
Ia menyebut adanya kasus kekerasan yang melibatkan anak seyogyanya tidak digeneralisir dengan jumlah anak di Kota Surabaya.
"Jadi tidak bisa ketika ada kejadian satu, dua meng "gebyah uyah" (mengenalisir) dengan jumlah anak yang di kota Surabaya," terangnya.
Dirinya mengakui, jika memang ada kejadian namun karena adanya ekspose sehingga terlihat tinggi.
"Tapikan memang dilihat jumlah anak di kota Surabaya, berapa yang mengalami hal itu. Sehingga unit perlindungan anak jawa timur masih menyebutnya jauh di bawah," katanya.
Oleh karena itu, kata Wali Kota Eri terus berkoordinasi dengan unit perlindungan anak di Jawa Timur (Jatim) dan pihak Polrestabes.
Wali kota Eri menambahkan pihaknya mengajak kepada orang tua agar berperan aktif dalam menjaga putra-putrinya.
"Ekspose ini juga sebagai warning bagi orang tua. Karena tidak bisa menyerahkan semuanya kepada polrestabes, Pemkot dan para guru di sekolah," pungkasnya.
- Pemkot Surabaya Usulkan SERR ke Pusat
- Belum Serahkan PSU, Pemkot Surabaya Black List 20 Pengembang, Perizinannya Ditahan!
- Antisipasi Urbanisasi Pasca Lebaran, Pemkot Surabaya Gencarkan Pengawasan Bersama RT-RW hingga Pemilik Kos