Halal Bihalal, KAHMI Tuban Ingatkan Makna Perbedaan dan Pererat Persaudaraan

Halal Bihalal KAHMI Tuban dan Diskusi Kebangsaan/RMOLJatim
Halal Bihalal KAHMI Tuban dan Diskusi Kebangsaan/RMOLJatim

Pengurus Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten Tuban menggelar halal bihalal dan diskusi kebangsaan, di cafe Batas Rindu Tuban, Senin (22/5).


Kegiatan tersebut dihadiri keluarga besar HMI dan KAHMI Tuban dari berbagai latar belakang profesi.  Mulai dari profesi pengusaha, akademisi, pendidik, dokter, praktis hukum, politik, dan jurnalis.

“Momen ini sebagai salah satu upaya untuk mempererat persaudaraan di internal keluarga besar, dan menjaga kebersamaan,” ujar Ketua Dewan Pakar KAHMI Tuban Muhammad Musa, dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Ia menyampaikan kebersamaan ini harus dijaga meskipun para alumni ini memiliki latar belakang profesi yang berbeda-beda. Sebab, perbedaan ini bisa menjadikan KAHMI Tuban semakin kuat dan solid untuk membawa kebaikan dalam berkontribusi buat masyarakat serta bangsa.

“Pada tahun politik ini kebersamaan juga harus dijaga dengan baik. Meskipun berbeda partai politik dan lainnya, kebersamaan wajib kita jaga bersama-sama untuk membawa kebaikan buat masyarakat,” terang Musa yang juga Anggota DPRD Tuban. 

Menurutnya, perbedaan itu suatu kewajaran dalam bermasyarakat terlebih memasuki tahun politik. Sebab, politik itu ada warna kuning, hijau, merah, dan banyak warna.

“Jangan saling bermusuhan karena perbedaan. Kalau tidak ada perbedaan itu namanya otokrasi (kekuasaan dipegang oleh satu orang, red). Semoga kita sukses semua,” jelasnya.

Hal sama juga disampaikan Koordinator Presidium KAHMI Tuban, Bagus Wijanarto. Ia menyampaikan kebersamaan di internal ini harus jadi semangat dalam mewujudkan cita-cita organisasi, dan bangsa kedepannya.

“Perbedaan latar belakang jangan sampai membuat kita terpecah belah. Tidak ada yang salah dengan perbedaan. Yang bermasalah adalah keegoisan kita dalam memandang perbedaan,” tambah Bagus panggilan akrabnya.

Alumni ITS itu menyampaikan, untuk bisa memahami perbedaan tersebut tentu perlu menjunjung tinggi sikap saling menghargai dan menghormati di tengah-tengah masyarakat. Dengan saling menghargai, menjadikan kehidupan bermasyarakat minim konflik atau perpecahan.

“Saling menghargai cara pandang dan menjaga komunikasi, itu salah satu kuncinya untuk menjaga kebersamaan. Kita harus dewasa dalam menyikapi sebuah perbedaan, jangan mudah baper,” ungkap pengusaha muda tersebut.

Hal sama juga disampaikan Koordinator Presidium KAHMI Tuban, Bagus Wijanarto. Ia menyampaikan kebersamaan di internal ini harus jadi semangat dalam mewujudkan cita-cita organisasi, dan bangsa kedepannya.

“Perbedaan latar belakang jangan sampai membuat kita terpecah belah. Tidak ada yang salah dengan perbedaan. Yang bermasalah adalah keegoisan kita dalam memandang perbedaan,” tambah Bagus.

Alumni ITS itu menyampaikan, untuk bisa memahami perbedaan tersebut tentu perlu menjunjung tinggi sikap saling menghargai dan menghormati di tengah-tengah masyarakat. Dengan saling menghargai, menjadikan kehidupan bermasyarakat minim konflik atau perpecahan.

“Saling menghargai cara pandang dan menjaga komunikasi, itu salah satu kuncinya untuk menjaga kebersamaan. Kita harus dewasa dalam menyikapi sebuah perbedaan, jangan mudah baper,” ungkap pengusaha muda tersebut.

Ia menegaskan di momen halal bihalal ini harus dimanfaatkan untuk mempererat tali persaudaraan dan memperkuat silaturahmi. Karena banyak manfaat dari menyambung silaturahmi diantaranya diperbanyak rezeki hingga diperpanjang usia.

Lebih lanjut, dalam momen diskusi itu juga disampaikan sejumlah hal oleh para alumni. Mulai terkait penguatan ekonomi, pengoptimalan potensi kader, dan lainnya.