Bupati Yuhronur Ziarah ke Makam Leluhur Lamongan

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat ziarah di Makam Mbah Ratu  Nyai Andongsari ibunda Patih Gajah Mada/RMOLJatim
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat ziarah di Makam Mbah Ratu Nyai Andongsari ibunda Patih Gajah Mada/RMOLJatim

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi bersama jajaran OPD melakukan  ziarah dan tabur bunga ke Makam Nyai Andongsari, di Desa Sendangrejo, Kecamatan Ngimbang, Lamongan, Selasa (23/5).


Nyai Andongsari atau dikenal Mbah Ratu merupakan ibunda Maha Patih Gajah Mada, yang mempunyai peran penting pada masa Kerajaan Majapahit. Tak hanya menjadi petilasan tokoh penting kerajaan Majapahit, Dusun Cacing, Desa Sendangrejo juga menjadi tanah kelahiran Adipati Lamongan pertama Tumenggung Surajaya, yang diwisuda oleh Kanjeng Sunan Giri IV di abad 16 masehi.

Dengan diwisuda Adipati pertama yang bernama Rangga Hadi menjadi tanda lahirnya Lamongan yang kini memasuki pekan Hari Jadi Lamongan (HJL) ke 454, 

“Alhamdulillah Kabupaten Lamongan sudah 454 tahun, dimulai dari diwisudanya Rongga Hadi yang lahir dari Dusun Cancing Desa Sendangrejo yang dilantik Sunan Giri sampai saat ini. Sejarah Lamongan terus bergerak maju dinamis dan menginginkan Lamongan megilan. Joko Tingkir, Mbah Nyai Ratu Andongsari, sesepuh leluhur memberikan konstruksi kekuatan spiritual untuk bisa membangun lebih baik lagi,” tutur Bupati Yes dikutip Kantor Berita RMOLJatim

Bangunan 12 x 12 M yang menaungi makam Nyai Andongsari di puncak bukit setinggi 100 M Gunung Ratu, Desa Sendangrejo, merupakan bangunan baru setelah pemugaran yang dilakukan oleh Pemkab Lamongan tahun lalu. 

Diharapkan, wajah baru makam Nyai Andongsari dapat memberikan rasa kenyamanan bagi para peziarah, menambah estetika petilasan, maupun menjadi bentuk rekonstruksi kejayaan Lamongan. 

“Segala upaya yang dilakukan untuk pemugaran makam Mbah Ratu ini begitu megah dan luar biasa. Terlebih dimakan ini sudah banyak ditemukan bukti sejarah bahwa di masa lalu pusat kejayaan. Bisa jadi, dulu sebuah kerajaan besar yang di buktikan dengan berbagai temuan ini, banyak keramik dari peradapan yang sangat tinggi yang tidak mungkin ditemukan saat ini, ada gigi gajah putih, dan lainnya,” tambah Bupati Yes.

Pada kesempatan yang sama Bupati Yes bersama ratusan masyarakat Sendangrejo melaksanakan nyadran atau sedekah bumi yang menjadi tradisi tahunan masyarakt setempat.

Uniknya tidak hanya sajikan olahan makanan melainkan ada budaya yang berbeda dari nyadran biasanya yakni setelah makan bersama masyarakat lakukan ngalap barokah dengan mengambil bunga yang telah ditabur di makam Mbah Ratu, serta tradisi udik-udik uang.