Bertemu Secara Kebetulan dengan Presiden SBY di Tempat Sarapan

Pertemuan antara Ilham Bintang dan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono/Dok. Pribadi
Pertemuan antara Ilham Bintang dan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono/Dok. Pribadi

SEBAGIAN kawan yang mengetahui spontan merespons dengan ungkapan ini: "Alhamdulillah. Rezeki Anak Soleh!"

Saya sudah lupa kapan persisnya terakhir bertemu dengan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Yang saya ingat, di masa Pilkada DKI 2017 saya diundang beliau bertemu di kediamannya di Cikeas. Yang mengontak saya pengusaha Hadi Bilid. Dia lah yang diutus Pak SBY menghubungi saya. Topiknya membahas salah satu tulisan saya yang mengulas Pilkada DKI.

 Saat Ibu Ani Yudhoyono dirawat di National University Hospital, Singapura empat tahun lalu, saya sempat membesuk almarhumah bersama wartawan senior Asro Kamal Rokan. Kami dari Kuala Lumpur, Malaysia sengaja terbang untuk mampir beberapa jam di Singapura sebelum kembali ke Jakarta.

Waktu itu kondisi Ibu Ani sudah kritis. Kami tidak bisa menjumpai. Sedangkan Pak SBY sedang pulang istirahat di apartemen setelah semalaman menunggui istrinya.

 Tadi, tanpa sengaja, Minggu pagi (4/5), bertemu Presiden SBY, di tempat sarapan "All Dining" Hotel Tentrem, Semarang, Jawa Tengah. Kami sama-sama terkejut saat berpapasan di pintu masuk resto. Beliau baru masuk, sedangkan kami baru akan meninggalkan tempat sarapan. Alhamdulillah beliau tampak sehat wal afiat.

Presiden SBY dan rombongan tiba di Semarang, Sabtu petang (3/5), selepas meninjau pembangunan Museum Ibu Ani Yudhoyono di Pacitan, Jawa Timur. Sedangkan kami tiba di Semarang sejak Jumat pagi (2/5) untuk menghadiri penganugerahan gelar Profesor untuk Henry Yosodiningrat dari Universitas Islam Sultan Agung (Unissula).

"Kami habis meninjau pembangunan Museum," kata Pak SBY.

"Selamat Pak. Kapan waktu saya akan menengok museum itu," kata saya.

"Monggo Pak, kami tunggu dengan senang hati," sambung Pak SBY.

 Cucu-cucu saya pun takjub saat di depannya berdiri Presiden ke-6 RI. Mereka ikut bersalaman dan berfoto bersama. Raihan, salah satu cucu, spontan berkata tidak akan cuci rambut untuk waktu lama karena Pak SBY sempat mengusap-usap kepalanya.

"Alhamdulillah kita ketemu di sini yah. Sedang liburan di Semarang?" tanya Pak SBY.

"Iya, Pak sambil memanfaatkan waktu liburan untuk survey kampus cucu tertua kami yang mendaftar di Undip," sahut saya.

 Pak SBY pun mendoakan cucu kami, Aisha Bintang Ramadhan, yang ikut ke Semarang untuk survey kampus di Undip -- diterima kuliah di perguruan tinggi yang menjadi keinginannya. Saya juga mendoakan kiranya pembangunan Museum Ibu Ani Yudhoyono berjalan lancar.

 Tidak lama setelah meng-upload pertemuan itu di laman Facebook dan Instagram, rekan wartawan senior Asro Kamal Rokan spontan merespons.

"Mantap. Dalam sepekan bertemu PM, mantan PM, dan mantan Presiden," ucapnya.

 Oh, iya. Saya baru "ngeh" juga. Minggu (28/5) lalu bersama beberapa rekan termasuk Asro Kamal Rokan menghadiri peringatan Hari Wartawan Nasional Malaysia 2023 ( Hawana). Kami bertemu dan sempat berbincang dengan PM Malaysia Anwar Ibrahim yang meresmikan acara itu di Ipoh, Perak, Malaysia.

Besoknya, bersama Asro Kamal Rokan selaku Presiden Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia Indonesia (Iswami) memenuhi undangan dinner mantan PM Malaysia, Ismail Sabri di sebuah restoran di Kuala Lumpur.

Dinner plus diskusi banyak hal terutama dinamika politik Indonesia-Malaysia. Dihadiri juga Pemred Jakarta Post Taufikurahman, Pemred IDNtimes Uni Z Lubis, dan Pemred Akar Padi.co Syamsuddin Ch Haesy. Pertemuan dengan mantan PM Malaysia itu diakhiri dengan janji ketika Ismail Sabri ke Jakarta, gantian kami akan menjamunya dengan Sop Kambing Dudung Roxy.

 Museum Ani Yudhoyono

Museum yang baru ditinjau oleh SBY dan rombongan adalah "Museum dan Galeri Seni SBY-ANI" di Jalan Lingkar Selatan (JLS), Ploso, Pacitan. Bangunan Museum seluas 7.500 m2 itu berdiri di atas lahan seluas 1,5 hektar. Menyimpan koleksi seni dan foto-foto hasil jepretan almarhumah Ani Yudhoyono.

Dalam unggahan di Instagram AYH tempo hari, Ketum Partai Demokrat itu membagikan foto desain bangunan museum yang didominasi warna putih. Pak SBY sendiri yang merancang museum dengan enam pilar di bagian fasadnya  seakan representasi presiden ke-6. Di atas bangunan terukir bunga flamboyan, bunga kecintaan mendiang Ibu Ani Yudhoyono. Museum dilengkapi dengan SBY Library, perpustakaan yang berisi sejumlah buku yang ditulis SBY dan koleksi lainnya.

 Februari 2022, SBY telah membuka galeri seni Ani setelah 2 tahun masa pembangunan. Interior museum terlihat asri dengan tanaman yang terdapat di bagian tengah yang dihiasi aliran air.

 Terima Anies

 Dalam kunjungan ke Pacitan minggu lalu, SBY dan keluarga tidak hanya meninjau museum. Istri petinggi Partai Demokrat, Ingrid Kansil, mengunggah di Instagram-nya, di Pacitan, SBY dan keluarga memperingati 4 tahun wafatnya Ibu Ani Yudhoyono.

Ibu Negara itu meninggal dunia Sabtu (1/6/2019) pukul 11.50 waktu Singapura di National University Hospital. Ibu Ani sempat beberapa lama dirawat di RS itu karena penyakit kanker darah yang diidapnya.

 Agenda lainnya adalah pertemuan dengan bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan. Mantan Gubernur DKI itu  menemui Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Pacitan, Jawa Timur pada Kamis siang (1/6). Ikut mendampingi pertemuan itu Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Tim 8 KPP.

 Kepada pers, Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan pertemuan itu banyak membicarakan soal situasi demokrasi dan ketatanegaraan yang makin memburuk.

 "Tim 8 bersama Pak Anies menemui Presiden ke-6 Republik Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Kami berdiskusi panjang, terutama banyak membahas situasi demokrasi dan ketatanegaraan yang makin memburuk,” kata Herzaky dalam keterangannya, Jumat (2/6).

Supir yang tahu saya bertemu dengan Pak SBY langsung memberondong dengan pertanyaan saat baru saja saya naik di mobilnya.

"Benar yah Pak, AHY sudah diputuskan calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan ?" tanyanya.

"Waduh! Saya ndak nanya tadi," saya menyahut.

"Pasti begitu lah Pak," desaknya.

Saya memang sengaja tidak menanyakan itu ke Pak SBY tadi. Takut terlibat diskusi panjang sementara kami harus segera berangkat ke Yogyakarta.

"Bapak tahu darimana kalau AHY sudah pasti?" tanya saya.

"Saya membaca gelagat saja. Kayaknya sudah pasti begitu," tambahnya.

Supir yang mengantar kami selama di Semarang memang tampak melek politik. Sejak hari pertama dia sudah memancing-mancing dengan analisisnya yang menarik.  Meskipun berasal dari Cepu, Jawa Tengah, terang-terangan, dengan argumentasi kuat menyebutkan pilihannya yang berbeda pada Pilpres nanti. Dia mengklaim pula, orang Jawa Tengah yang berpandangan seperti dia banyak. Saya no comment aja.

Semarang, Minggu, 4 Mei 2023.