Melalui Festival Arsitektur Nusantara, Bupati Banyuwangi Dorong Pembangunan Berkelanjutan

Direktur Aga Khan Award for Architecture, Farrokh Derakhshani meninjau karya-karya yang ditampilkan dalam FAN Banyuwangi/Humas Pemkab Bwi
Direktur Aga Khan Award for Architecture, Farrokh Derakhshani meninjau karya-karya yang ditampilkan dalam FAN Banyuwangi/Humas Pemkab Bwi

Pelaksanaan Festival Arsitektur Nusantara (FAN) 2023 menjadi komitmen Pemkab Banyuwangi untuk mendorong pembangunan yang berkelanjutan. Hal ini ditegaskan oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat membuka konferensi Arsitektur Nusantara yang dihelat di Gedung Juang '45, Sabtu (24/6/2023) sebagai rangkaian dari FAN 2023.


“Festival ini berharap untuk memperkuat trend arsitektur yang ramah lingkungan dan sustainable kepada masyarakat Banyuwangi,” ungkap Ipuk, dikutip Minggu (25/06). Konferensi tersebut dihadiri sejumlah arsitek nasional yang juga ikut terlibat dalam pengembangan Banyuwangi. Antara lain Andra Matin, Adi Purnomo, Budi Pradono, dan Yori Antar.

Untuk itu, lanjut Ipuk, kehadiran para arsitektur dari seluruh Indonesia ke Banyuwangi dalam mengikuti konferensi tersebut, dapat menghasilkan gagasan-gagasan baru untuk desain bangun yang adaptif. “Saya berharap dengan konferensi ini, kita bisa mendapat pengetahun mengenai pentingnya arsitektur terhadap segala sektor," imbuhnya.

Ipuk menambahkan, arsitektur harus bisa menjadi landmark yang memperkuat nilai-nilai kearifan lokal. Sehingga nanti bisa menjadi identitas yang diwariskan ke generasi selanjutnya.

"Seluruh landmark yang ada di Banyuwangi harus mencerminkan kearifan lokal. Keunikan itu, yang kemudian memberikan kebanggan pada budaya kita dan menarik wisatawan dan investor yang  pada akhirnya menjadi katalis bagi pertumbuhan dan kemajuan Banyuwangi," ujar Ipuk.

Sementara itu Direktur Aga Khan Award for Architecture, Farrokh Derakhshani, mengaku kagum dengan visi dari Pemkab Banyuwangi. Menurutnya, ini menjadi penting karena sebuah visi yang kuat akan tinggal dan menginspirasi generasi berikutnya.

"Apa yang saya lihat jauh lebih baik dari foto, video, hingga teks panjang yang dikirimkan kepada kami. Tak banyak institusi yang punya visi kuat seperti Banyuwangi, karena visi tetap tinggal siapapun pemimpinnya," ujar Farrokh.

Farrokh datang ke Banyuwangi sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan Bandara Banyuwangi memenangi Aga Khan Award for Architecture, salah satu penghargaan prestisius di dunia arsitektur, pada November 2022 lalu. Bandara Banyuwangi berhasil menyisihkan 463 nominasi bangunan dengan arsitektur terbaik dari seluruh dunia.

Ia menambahkan Arsitektur Banyuwangi berhasil mematerialisasi ide pembangunan yang berkelanjutan. “Sesuatu yang bertahan adalah sesuatu yang dibuat. Kami telah melihat bagaimana kota ini mampu menerjemahkan kearifan lokal dan kesadaran lingkungan dalam ruang yang sama," pujinya.

Ia juga mengajak seluruh warga dunia untuk datang dan menikmati Banyuwangi. "Untuk itu saya mengajak kepada masyarakat seluruh dunia untuk datang ke Banyuwangi," ajaknya.

Sebelumnya juga dilaksanakan diskusi dan lokakarya mengenai peran arsitektur sebagai katalis di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Jum'at (23/6/2023). Di sana juga digelar pameran desain bangunan-bangunan publik yang akan dibangun di Banyuwangi yang mengedepankan arsitektur lokal.

Pengunjung juga bisa menikmati karya arsitektur yang dipamerkan. Di Gedung Juang dipamerkan desain Bandara Banyuwangi yang diarsiteki Andra Matin. Di sana pengunjung bisa mengetahui sejarah hingga proyeksi pengembangan Bandara Banyuwangi di masa depan. 

Di akhir rangkaian kegiatan, dihelat perayaan kemenangan Bandara Banyuwangi dalam ajang Aga Khan Award for Architecture 2022. Direktur Aga Khan Award memberikan apresiasi kepada semua pihak yang turut andil dalam pembangunan Bandara Banyuwangi.[adv]