Kekeringan Landa Bangkalan, Ketua PMI Jatim Pantau Langsung Droping Air Bersih di Sepuluh

Ketua PMI Jawa Timur, Imam Utomo, saat meninjau penyaluran air bersih di Bangkalan/RMOLJatim
Ketua PMI Jawa Timur, Imam Utomo, saat meninjau penyaluran air bersih di Bangkalan/RMOLJatim

Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Timur, Imam Utomo bersama jajaran pengurus mengunjungi desa terdampak kekeringan, yakni Desa Kelbung dan Desa Saplasah, Kecamatan Sepuluh, Kabupaten Bangkalan, Selasa (29/8).


Kedatangan Imam Utomo dan rombongan didampingi Ketua PMI Bangkalan, Saad Asyari, bertujuan untuk memantau langsung pendistribusian air bersih di dua desa yang mengalami kekeringan tersebut. 

Pada agenda ini turut serta Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangkalan Heri Susanto, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol PP) Rudy, Camat Sepulu Abd Hadi, dan sejumlah pengurus MWC NU Sepulu.

Pada musim kemarau tahun ini, beberapa daerah di Kabupaten Bangkalan dilanda kekeringan, antara lain, Kecamatan Arosbaya, Klampis, Sepulu, Kokop, Blega, Geger, Tanah Merah, Galis, Modung, dan Kwanyar.

Sedangkan kondisi kekeringan terparah melanda tujuh kecamatan, diantaranya, Sepulu, Kokop, Blega, Geger, Tanah Merah, Galis, dan Modung

Droping air bersih oleh PMI Provinsi Jatim, bersama PMI Kabupaten Bangkalan mulai dilaksanakan pada 20 Juli 2023 lalu. Droping air bersih ini juga melibatkan BPBD dan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bangkalan.

Daerah terdampak secara bergantian menerima kiriman air bersih. Penyaluran air bersih oleh tiga lembaga PMI, BPBD, dan Dinsos, dilaksanakan setiap hari. Masing-masing mengirim 1 truk tangki air berukuran 5000liter.   

Pada kesempatan kunker ini, Imam Utomo mengatakan, akan menambahkan pinjaman truk tangki lagi untuk PMI Bangkalan, yang akan dioperasikan hingga masa kekeringan usai.

"Selama dia (warga) masih membutuhkan air, kita perpanjang. Bahkan dalam waktu dekat ini ada penambahan truk tangki air, satu unit," tandas Imam Utomo, kepada Kantor Berita RMOLJatim, dalam kunkernya di Desa Splasah.

Imam Utomo melanjutkan kunkernya ke Dusun Sambas, Desa Kelbung. Di desa ini sudah ada sumur bor yang memiliki kedalaman sekira 160 meter. Tapi saat ini warga setempat tidak bisa mendapat aliran air dari fasilitas tersebut.

Pasalnya sejak beberapa tahun lalu sumur bor ini tak dapat difungsikan lantaran alatnya rusak. Sumur bor ini sempat beroperasi sekira lamanya tiga tahun. Pada masa beroperasinya mampu memenuhi kebutuhan air bagi sebanyak  370 KK.

Usai mendengar keluhan warga tentang sumur bor yang ada di sana. Imam, nama akrabnya, ia berjanji akan berusaha membantu memfungsikan kembali fasilitas itu. 

"Bisa diperbaiki dan bisa jalan. Nanti tinggal buat tandon. Ada pipa yang mengalir ke rumah-rumah," ujarnya.

Senada, Ketua PMI Bangkalan Saad Asyari, menyebut untuk saat ini pihaknya masih fokus pada pendistribusian air bagi masyarakat terdampak kekeringan.

"Kami konsen pemenuhan air bersih dulu, dan mungkin setelah ini kami akan menindaklanjuti arahan Ketum PMI Provinsi, untuk mengoptimalkan sumber air yang sudah ada agar bisa bermaanfaat untuk desa-desa yang selama ini selalu mengalami kekurangan air bersih," terangnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Bangkalan, Heri menyebut masa kekeringan ini akan terus melanda hingga beberapa bulan ke depan

"Menurut informasi BMKG sampai bulan Oktober. Harapan saya, November sudah masuk musim hujan.

Di hari yang sama, Ketua MWCNU Kecamatan Sepulu, Abdul Fatah, menuturkan dua desa terdampak kekeringan yang ada di Kecamatan Sepulu tersebut sudah mendapat suplai air bersih sebanyak 4 rit atau setara 20.000liter.

"Kami ingin memiliki tanki air sehingga lebih efektif dan efseen untuk menyuplai air kebutuhan masyarakat, pamdesa sehingga masyarakat tidak lagi butuh suplai pakek tanki," harapnya.