Pemkab Bondowoso Bersama Legislatif Sepakat, Unesco Global Geopark Dongkrak Wisata Daerah

foto/RMOLJatim
foto/RMOLJatim

Setelah ditetapkan Ijen Geopark ditetapkan menjadi Unesco Global Geopark (UGG) memacu Pemkab Bondowoso untuk terus berbenah dalam sektor pariwisata. Penentapan Ijen Geopark sebagai bagian dari UGG pada 10-24 Mei 2023 melalui Sidang Dewan Eksekutif ke-216 di Sekretariat UNESCO, tanggal di Paris, Perancis.


Nantinya pada awal September 2023, Kabupaten Bondowoso bakal resmi menerima piagam Unesco Global Geopark (UGG) dari Unesco di Maroko.

Rencananya, Bupati Bondowoso, KH Salwa Arifin akan terbang ke Maroko dan menjalani serangkaian prosesi penyerahan piagam itu pada 5-12 September 2023 mendatang.

Dalam hal dorongan pengembangan Ijen Geopark di Kabupaten Bondowoso, selama ini Pemkab Bondowoso terus mengembangkan berbagai titik wisata yang ada dalam deliniasi Ijen Geopark untuk ditingkatkan. Khususnya dalam hal peningkatan Sumber Daya Alam (SDA).

Kita ketahui, pengembangan Ijen Geopark tidak hanya diampu oleh satu dinas saja. Melainkan dilakukan bersama-sama oleh seluruh dinas di Kabupaten Bondowoso.

Khusus untuk Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Bondowoso, selama awal 2023 telah melakukan berbagai langkah peningkatan kapasitas SDM untuk menguatkan Ijen Geopark di wilayah Bondowoso.

Kepala Dinas Parisiwata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Bondowoso, Mulyadi menjelaskan, dengan resminya Bondowoso menerima piagam UGG, maka dampak positif menjadi sebuah harapan.

"Dengan status Ijen Geopark menjadi bagian dari Unesco Global Geopark, maka kita akan terbantu dari sisi promosi oleh dunia internasional," ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (29/8). 

Menurut Mulyadi, fasilitas umum (fasum) tuntas direalisasikan oleh Pemkab Bondowoso, sehingga dikeluarkan predikat tersebut.

"Kalau gak tuntas 100 persen, tentu kita tidak dianggap layak. Tapi hasilnya kita dianugerahi UGG. Artinya, kita lolos dan layak menyandang predikat itu," terangnya.

Mengenai fasum, justru menurut Mulyadi pembangunan jangan sampai mengubah kelestarian dan nuansa natural kawasan wisata di Bondowoso.

"UGG ini kan didapat karena naturalnya kawasan wisata kita. Ke depan untuk mempertahankan status ini, kami harapkan seluruh pihak terutama masyarakat ikut menjaga kelestariannya," harap Mulyadi.

Plt Kepala Dinas Binamarga, Sumberdaya Air dan Bina Konstruksi (BSBK) Kabupaten Bondowoso, Ansori juga menyatakan jika dukungan infrastruktur menuju kawasan wisata digarap sebagai penunjang.

"Salah satunya adalah perbaikan jalan di Plalangan - Blawan yang sampai sekarang dalam pengerjaan," ungkapnya dikonfirmasi Afederasi terpisah.

Ia menuturkan, pihaknya tidak bisa bekerja sendiri dalam mempertahankan status UGG dari Unesco ini.

"Otomatis ada sinergi antara BSBK, Disparpora, Diskoperindag dan Dinas Pertanian dan OPD lainnya," katanya.

Kabid Binamarga pada Dinas BSBK Kabupaten Bondowoso, Novim Dwi Haryono menyebutkan, ruas jalan Plalangan - Blawan yang digarap tahun 2023 ini sekitar 6 kilometer dengan anggaran kisaran Rp 12 miliar.

"Ini belum selesai. Tahun 2024 untuk Plalangan-Blawan dianggarkan lagi sepanjang 5,5 kilometer dengan estimasi Rp 3 miliar per kilometer," terangnya.

Kemudian ada perbaikan jalur Sempol - Dampit yang diusulkan sepanjang 3 kilometer dan menelan anggaran Rp 7 miliar.

Hal senada disampaikan Wakil ketua DPRD Bondowoso Sinung Sudjrajat, salah satu program nasional yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat dan kelestarian alam adalah geopark.

"Meskipun kami tertatih-tatih dari segi anggaran, alangkah bijaknya ada nomenklatur yang mendukung pelaksanaan realisasi program ijen geopark dalam masyarakat," harapnya.

Sinung menyebutkan jika di Bondowoso ada 16 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mengampu program UGG. Harapannya saling bahu membahu untuk meningkatkan Ijen Geopark.