BBM di Pulau Gili Probolinggo Langka, Nelayan Sudah 10 Hari Lebih Tak Melaut

Ilustrasi perahu nelayan/Net
Ilustrasi perahu nelayan/Net

Bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan pertalite di Pulau Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo, mengalami kelangkaan.


Kelangkaan ini dirasakan warga sudah 10 hari lebih. Akibatnya, warga yang mayoritas nelayan tersebut terpaksa harus gigit jari. Kapal milik warga terpaksa disandarkan di pinggir pantai.

Salah satu nelayan Pulau Gili Ketapang, Arifin mengatakan, sudah 10 hari lebih pasokan BBM di Pulau Gili Ketapang tidak dikirim.

"Sudah cukup lama mas tidak dikirim BBM," ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (15/9).

Dia mengaku akibat tidak ada kiriman pasokan BBM ke Pulau Gili Ketapang para nelayan tidak bisa melaut.

Apalagi warga Pulau Gili Ketapang tersebut, setiap harinya bekerja sebagai nelayan untuk mencari ikan demi kebutuhan ekonominya.

"Kalau BBM sudah tidak ada seperti ini, lalu warga Pulau Gili ini mau bekerja apalagi? Mau dapat makan dari mana? " jelasnya.

Arifin sendiri yang mempunyai 3 kapal menyebutkan, dia pernah mencari BBM jenis solar hingga di Kecamatan Paiton. Namun, saat ini setelah adanya jembatan Pajarakan yang diperbaiki, dia terpaksa tidak mencarinya lagi, karena ada antrian di Jembatan Pajarakan.

"Sekarang saya sudah tidak cari lagi, antriannya di jalan perbaikan jembatan Pajarakan itu yang lama," sebut dia.

Hal senada diungkapkan warga lain, Radi Hasyim. Dia mangaku, untuk mencari ikan di tengah laut dibutuhkan 100 liter BBM jenis solar dan pertalite.

"Kalau cuma 20 liter solar itu tidak cukup, karena mencari ikan di tengah laut ini tidak sama seperti petani. Karena kalau nelayan masih muter-muter," tegasnya.

Dia bingung bukan kepalang karena kapal miliknya tidak jalan bahkan saat ini disandarkan di pinggir pantai.

"Mau jalan gimana, BBM tidak ada. Ditengah laut tidak ada Pom," candanya.