Megawati, Jokowi, Ganjar dan Kedaulatan Pangan

Jokowi, Megawati Soekarnoputri dan Ganjar Pranowo/Ist
Jokowi, Megawati Soekarnoputri dan Ganjar Pranowo/Ist

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) menyelenggarakan dan menggelar sebuah Perhelatan atau Pertemuan Politik Agung Rakyat melalui dan dalam bentuk Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ke-4. Rakernas bertemakan "Kedaulatan Pangan Untuk Kesejahteraan Rakyat"; dan Sub Tema: "Pangan Sebagai Lambang Supremasi Kepemimpinan Indonesia Bagi Dunia".

Penetapan tema dan sub tema tersebut semakin menunjukkan dan memastikan posisi ideologis strategis visioner misioner PDI Perjuangan dan orientasi politik ekonomi sosial kultural PDI Perjuangan terhadap Republik Indonesia (RI). Terutama dan terkhusus untuk Kesejahteraan Rakyat.

Posisi dan orientasi tersebut merupakan dan menjadi doktrin utama, misi suci, komitmen dasar, tekad luhur mulia PDI Perjuangan. Intisarinya adalah untuk senantiasa dan semakin menyatu dan bersama dengan amanat penderitaan dan aspirasi perjuangan Rakyat Indonesia.

Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan Prof Dr (H.C.) Hj Megawati Soekarnoputri menyampaikan Pidato Politik sekaligus Membuka keseluruhan kegiatan Rakernas, yang berlangsung pada Jumat, 29 September 2023, di Gedung JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jakarta.

Presiden Ketujuh RI yang juga politisi senior terbaik PDI Perjuangan, Jokowi menyampaikan kata sambutan. Sebelumnya Calon Presiden (Capres) Kedelapan RI yang juga Politisi Senior Terbaik PDI Perjuangan Ganjar Pranowo menyampaikan kata sambutan.

Pidato Politik dan Kata Sambutan dari Ketiga Pemimpin Indonesia tersebut, secara ideologis konstitusional kerakyatan, memiliki atmosfer ideologis politik ekonomi sosial kultural Kedaulatan Pangan. Juga atmosfer ideologi Nilai-Nilai Pancasila dan atmosfer doktrin prinsip-prinsip Keutamaan Politik Kedaulatan Pangan Untuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia yang Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil, dan Makmur.

Ada sejumlah Tamu Kehormatan, Undangan khusus, tokoh-tokoh penyelenggara, yang datang menghadiri kegiatan, antara lain Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin, Ketua DPR RI yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani, Ketua DPP PDI Perjuangan Prananda Prabowo, Sekretaris Kabinet RI yang juga mantan Sekjen DPP PDI Perjuangan Pramono Agung Wibowo, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Kemudian datang menghadiri, antara lain Ketum PPP HM Mardiono, Ketum Hanura Oesman Sapta Odang, Ketum Perindo Hary Tanoesoedibjo. Selanjutnya Menteri Koordinator Polhukam RI Mahfud Md, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno, politisi PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama (BTP/Ahok) yang juga Komisaris Utama Pertamina dan mantan Gubernur DKI Jakarta.

Kemudian Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) RI Jenderal Pol. Purn. Budi Gunawan ; Menteri Agraria dan Tata Ruang RI/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) RI Marsekal TNI Purn. Hadi Tjahjanto yang juga mantan Kepala Staf TNI AU (KSAU) dan Panglima TNI; mantan Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Purn. Bernard Kent Sondakh; Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo: Arsjad Rasjid yang juga Ketua Umum Nonaktif KADIN, Wakil Ketua TPN Ganjar Pranowo: Jenderal TNI Purn. Andika Perkasa yang juga mantan Kepala Staf TNI AD (KSAD) dan Panglima TNI; Wakil Ketua TPN Ganjar Pranowo: Komjen Pol. Gatot Eddy Pramono yang juga mantan Wakil Kapolri. Kemudian sejumlah Pengamat, Akademisi, Intelektual, Ilmuwan, Cendekiawan, Jurnalis Senior Media, kalangan Pengusaha, UMKM, Profesional, Aktivis, Figur-Figur terkemuka, terkenal, kredibel, berpengaruh, dan lain-lain.

Juga sejumlah Pejabat Tinggi Negara, Tamu Kehormatan, dan Undangan Khusus dari berbagai kalangan, jajaran, komunitas. Juga termasuk Petani dan Penemu Bibit Unggul Padi MSP: Surono Danu dari Lampung.

Hadir puluhan ribu kader PDI Perjuangan yang berasal dari seluruh Indonesia. Kader tersebut terdiri dari tiga pilar, yaitu, Kesatu: Pimpinan Eksekutif dari berbagai tingkatan; Kedua, pimpinan dan Anggota Legislatif dari berbagai tingkatan; dan ketiga, struktural partai dari berbagai tingkatan).

Forum Rakernas semakin bermakna dan berarti dengan kehadiran ribuan PETANI dan NELAYAN dari beberapa daerah di Indonesia. Ada sejumlah Perwakilan PETANI dan NELAYAN duduk di dalam ruang utama dan ruang inti penyelenggaraan Rakernas mengikuti acara.

Ada sejumlah Pejabat Tinggi Negara, Penyelenggara Negara, Tokoh Nasional berbagai Kalangan Profesi, Politisi Senior PDI Perjuangan, Fungsionaris DPP PDI Perjuangan dan para Ketua DPD PDI Perjuangan Tingkat Provinsi Seluruh Indonesia - datang memenuhi Undangan menghadiri kegiatan Rakernas. Duduk di jajaran Kursi VIP mengikuti keseluruhan rangkaian acara kegiatan.

Ada sejumlah kalangan yang berfoto bersama dan bersahabat dalam sejumlah kesempatan dan keakraban. Ada peristiwa monumental yang bersifat sosial kultural politikal bernuansa keakraban dan kedekatan untuk Persatuan Yang Bersatu Bergotong Royong.

Peristiwa tersebut adalah saat Ketiga Pemimpin Indonesia (Presiden Kelima RI Hj. Megawati Soekarnoputri, Presiden Ketujuh RI Jokowi, Capres Kedelapan RI Ganjar Pranowo) saling berpegangan tangan erat dan dekat dari atas panggung. Juga ketika Presiden RI Jokowi dan Capres RI Ganjar Pranowo duduk berdampingan bersebelahan mendengar dan menyimak dengan serius Pidato Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Ada Menko Polhukam RI Mahfud MD, Ibu Nyelong Inga Simon (Istri dari mantan Menteri Lingkungan Hidup RI Sonny Keraf); dan Penulis (Firman Jaya Daeli yang juga mantan Ketua DPP PDI Perjuangan dan Anggota MPR-RI dan Anggota DPR-RI). Kemudian Politisi PDI Perjuangan Abdullah Azwar Anas (Menteri PAN dan RB RI); Pelaksana Harian Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Budi Sulistyono (mantan Bupati Ngawi, Jatim selama Dua Periode). Selanjutnya, ada sejumlah mantan Fungsionaris DPP PDI Perjuangan dan mantan Anggota MPR-RI dan Anggota DPR-RI, antara lain: (Sonny Keraf yang juga mantan Menteri Lingkungan Hidup RI ; Panda Nababan, Daniel Budi Setiawan).

Selanjutnya ada Ketua DPP PDI Perjuangan Tjiptaning (Anggota DPR-RI), Wakil Bendahara DPP PDI Perjuangan Rudianto Tjen (Anggota DPR-RI), Ketua DPD PDI Perjuangan Bengkulu Elva Hartati (Anggota DPR-RI), Politisi PDI Perjuangan Ida Bagus (mantan Anggota MPR-RI dan Anggota DPR-RI), dan Koordinator Umum Relawan "Ganjaris" Kris Tjandra. Ada Ketua DPP PDI Perjuangan Tri Rismaharini (Menteri Sosial RI), Ketua DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga (Anggota DPR-RI), Ketua DPP PDI Perjuangan Sri Rahayu (Anggota DPR-RI), Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan Sadarestuwati (Anggota DPR-RI). Kesemuanya datang menghadiri kegiatan Rakernas dengan duduk di jajaran Kursi VIP mengikuti keseluruhan rangkaian acara kegiatan.

Kedaulatan Pangan adalah salah satu hakikat dari Kedaulatan Bangsa Indonesia. Makna ideologis, politis, ekonomis, historis, dan sosiologis dari Kedaulatan Pangan adalah karena merefleksikan, menunjukkan, mengarahkan, dan memastikan perihal Ideologi Politik Kedaulatan Bangsa. Ideologi Politik tersebut sangat berbasis dan amat berintikan pada kualitas dan integritas Kedaulatan Pangan secara mendasar dan menyeluruh.

Pemaknaan tersebut juga senantiasa berbasis dan semakin berintikan Kedaulatan Pangan ketika ditegakkan pemikirannya dan penyelenggaraannya secara otentik dan konkrit di Indonesia. Keseluruhan ekosistem, infrastruktur, dan suprastruktur Kedaulatan Pangan pada dasarnya harus senantiasa menumbuhkan dan semakin mengukuhkan setiap dan semua hal inti materi pemikiran dan anatomi pengorganisasian Kedaulatan Pangan.

Kebijakan ideologis strategis dan agenda politik ekonomi dan sosial kultural dari Kedaulatan Pangan, diletakkan, dipahami, dijiwai, dan dibangun dalam konteks dan dalam kerangka prinsip utama mendasar dan menyeluruh. Konteks dan kerangka tersebut adalah : Berdaulat Dalam Politik ; Berdikari Secara (Dalam) Ekonomi ; Berkepribadian Dalam Kebudayaan. Prinsip Trisakti tersebut merupakan sebuah dan serangkaian Gerakan Ideologis Politik yang bersifat utuh dan berkarakter sistemik.

Untuk kemudian pada dasarnya saling menguati dan memaknai. Kedaulatan Pangan adalah Politik Berkedaulatan Bangsa di Bidang Pangan yang merupakan Pemikiran dan Pembumian Ideologi Keberdikarian Secara (Dalam) Ekonomi. Perihal tersebut juga sesungguhnya berkaitan dan berintikan dengan Pemikiran dan Penguatan dari Ideologi Keberdaulatan Dalam Politik ; dan Ideologi Berkepribadian Dalam Kebudayaan.

Atmosfer menyeluruh dan mendasar Kedaulatan Pangan adalah pernyataan dan penjelmaan ideologis dari Nilai-Nilai Pancasila, pernyataan dan penjelmaan konstitusional dari amanat dan ketentuan UUD NRI Tahun 1945. Juga pernyataan dan penjelmaan kerakyatan dari prinsip Negara Indonesia Berkedaulatan Rakyat. Kedaulatan Pangan adalah Politik Perjuangan "Hidup Mati" Rakyat bagi pencapaian Keadilan, Kemakmuran, dan Kesejahteraan.

Negara dan keseluruhan jajaran Kepemimpinan dan Penyelenggara Negara, harus senantiasa Hadir. Juga mesti selalu dan semakin mempraksiskan dan membumikan Visi, Misi, Program Politik Kebijakan Bernegara serta Aksi Kegiatan Bernegara yang strategis dan taktis. Demi untuk Melindungi, Melayani, dan Mengabdi bagi Rakyat (Kesejahteraan Rakyat).

Kualitas dan integritas Kedaulatan Pangan, pada dasarnya secara doktrin ideologi politik ekonomi sosial kultural - terkait, terkonfirmasi, terikat, dan terlibat dengan Tujuan Nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kedaulatan Pangan sebagai Kedaulatan Bangsa pada dasarnya tidak bebas nilai. Namun terikat dan terpanggil untuk dibangun dan diperuntukkan bagi Kesejahteraan Rakyat.

Politik dan Kebijakan serta Agenda dan Aksi Kegiatan Kedaulatan Pangan, sesungguhnya dan sejatinya mesti memiliki relasi ideologis dan ikatan politik ekonomi sosial kultural dengan Kesejahteraan Rakyat. Keseluruhan lembaga negara, institusi Pemerintahan, satuan unit Pelayanan, kelembagaan politik (kepartaian, legislatif, eksekutif) harus senantiasa bertekad, berkomitmen, berfungsi, bertugas, bertanggung jawab untuk Menegakkan, Menyelenggarakan, dan Mewujudkan Kedaulatan Pangan.

Kepemimpinan Nasional NKRI beserta Jajaran, pada dasarnya secara etika moralitas politik kenegaraan, harus senantiasa "kembali" ke "SUMBER". Perspektif dan terminologi "Sumber" dalam konteks tersebut adalah Rakyat, Kerakyatan, Kedaulatan Rakyat; Ideologi Pancasila; Konstitusi UUD NRI Tahun 1945. Keseluruhan proses, tahapan, hasil Pemilu (Pilpres, Pileg, Pilkada) yang absah, demokratis, legitim, dan konstitusonal - sebaiknya dan seharusnya melahirkan, membuahkan, dan menghasilkan Kepemimpinan dan Keanggotaan Kelembagaan Negara yang kredibel, akuntabel, profesional. Juga yang responsif, aspiratif, akomodatif, efektif, dan produktif bagi dan terhadap Pembangunan dan Penguatan Kedaulatan Pangan.

Kerangka dasar dan bangunan utama pemikiran ideologi politik ekonomi sosial kultural ketatanegaraan tersebutlah - yang meletakkan dan menggelorakan Tema dan Sub Tema Rakernas beserta keseluruhan ekosistem penyelenggaraan Rakernas.

Narasi Kunci Pidato Megawati Soekarnoputri beserta Narasi Pokok Kata Sambutan Jokowi dan Konstruksi, Substansi, dan Elaborasi Kata Sambutan Ganjar Pranowo, pada dasarnya mengingatkan dan memastikan doktrin tunggal. Bahwa doktrin tersebut mengarahkan agar semua civitas dan elemen kepartaian, kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan Indonesia untuk Kembali kepada "Sumber".

Narasi Pemilu beserta substansi dan kualifikasi Kepemimpinan Nasional NKRI (Presiden RI) kini dan ke depan - harus meyakinkan, menunjukkan, dan memastikan untuk senantiasa aspiratif, inspiratif, dan konektif. Harus senantiasa dan mesti semakin aspiratif, inspiratif, dan konektif dengan Rakyat, Kerakyatan, Kedaulatan Rakyat, Ideologi Pancasila, dan Konstitusi UUD NRI Tahun 1945 sebagai "Sumber Bersama".

Dalam konteks dan kerangka tersebut, maka Kata Sambutan dari Figur Kepemimpinan Nasional Capres Kedelapan RI Ganjar Pranowo memiliki akar basis kuat dan mempunyai arah tujuan jelas bagi Keindonesiaan. Kata Sambutan Ganjar Pranowo sangat Visioner, Misioner, Programatis, Strategis, Taktis. Kualitas Kata Sambutan yang terencana, teratur, terukur, terarah, rasional, logis. Juga mengandungi dan memiliki sikap dan watak ideologis kerakyatan yang responsif, aspiratif, akomodatif, efektif, dan produktif atas Perjuangan dan Pergerakan total bagi Kedaulatan Pangan.

Figur Ganjar Pranowo merupakan dan menjadi figur jawaban atas "pintu jendela jalan keluar" untuk menyinari dan menerangi Ideologi Politik Ekonomi Sosial Kultural Kedaulatan Pangan, Kedaulatan Bangsa, Trisakti, Indonesia.

Capres Kedelapan RI Ganjar Pranowo adalah figur tanggapan dan jawaban yang otentik dan konkrit terhadap Negara Pancasila Demokratis Konstitusional Indonesia. Untuk masa kini dan masa depan Kepemimpinan Nasional NKRI. Presiden Kelima RI yang juga Ketum PDI Perjuangan Hj. Megawati Soekarnoputri dan Presiden Ketujuh RI yang juga Politisi Senior Terbaik PDI Perjuangan Jokowi bersama civitas dan keseluruhan ekosistem PDI Perjuangan mendukung seluruhnya dan mempercayakan sepenuhnya perihal tersebut kepada Ganjar Pranowo.

Rakyat Indonesia sangat berkedaulatan, berhak, dan berkesempatan untuk menegakkan dan mengukuhkan Politik Kedaulatan Pangan Untuk Kesejahteraan Rakyat melalui nantinya Kepemimpinan Negara atau Kepemimpinan Nasional NKRI Ganjar Pranowo. Pengabdian luhur dan mulia serta Pelayanan tulus dan jujur Ganjar Pranowo hanya semata-mata demi untuk "Negara Proklamasi 17 Agustus 1945 Indonesia".

Salam PDI Perjuangan; Salam Negara Indonesia Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil, Makmur ; Salam Trisakti; Salam Kedaulatan Bangsa; Salam Kedaulatan Pangan Untuk Kesejahteraan Rakyat".

Ketua Dewan Pembina Puspolkam Indonesia.