Perang dingin elite Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar dengan Yaqut Cholil Qoumas, diduga terkait dukungan pada Pilpres 2024.
- Pemerintah Indonesia Tetapkan Idul Fitri 1445 H Jatuh pada 10 April Besok
- Didukung Dampingi Ganjar di Pilpres 2024, Gus Yaqut: Saya Mengemban Tugas dari Presiden Sebagai Menag Sampai Akhir
- Gus Yaqut Diusulkan jadi Cawapres Dampingi Ganjar
Pengamat politik Igor Dirgantara, menilai, pilihan bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan, membuat PKB terlibat intrik dengan kader yang sekaligus pengurus partai sendiri.
"Fenomena ini menunjukan tidak ada sinkronisasi antara basis massa Anies Baswedan yang cocok dengan wacana perubahan, dengan basis suara Cak Imin dan partai yang dipimpinnya," kata Igor melansir Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (5/10).
Dia meyakini, ketegangan Cak Imin dan Yaqut didasari visi misi Anies Baswedan. "Sebagian massa PKB sepertinya lebih suka keberlanjutan dari pemerintahan saat ini," tuturnya.
Belum lagi, tambah Direktur Polling dan Survei Indonesia (Spin) itu, ada friksi berkepanjangan antara Gusdurian dengan kepemimpinan Cak Imin di PKB.
"Sehingga, tidak ada atau belum ada soliditas dari pemilih PKB untuk memenangkan duet Amin (Anies-Cak Imin) saat ini," katanya.
Igor menduga Cak Imin bakal kehilangan sebagian suara potensial, jika tetap bersama Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
"Dengan kata lain, sebagian massa PKB lebih suka partainya bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) atau koalisi PDIP," pungkas Igor.
- PKB Masih Rahasiakan Calonnya di Pilkada Jatim, Cak Imin: Kalau Ketahuan Khofifah Bahaya
- PKB Dukung Gus Fawait Di Pilbup Jember
- Eks Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin Bakal Maju Lagi di Pilkada 2024