Upaya Konservasi Unggas Liar Melalui Prigen Conservation Breeding Ark (PCBA)

International Galliformes Symposium
International Galliformes Symposium

The Grand Taman Safari Prigen, Jawa Timur, Taman rekreasi keluarga berbasis konservasi menjadi tuan rumah International Galliformes Symposium yang ke delapan sekaligus penerima dukungan dalam upaya konservasi unggas liar seperti sempidan merah (L.erythrophthalma), puyuh gonggong jawa timur (A.orientalis) serta merak hijau jawa (P.muticus muticus). 


Simposium yang diselenggarakan pada tanggal 9 sampai dengan 13 Oktober ini menyambut kurang lebih 150 delegasi dari 24 negara.

International Galliformes Symposium merupakan suatu pertemuan 3-tahunan yang diadakan oleh World Pheasant Association (WPA) yang mempertemukan para ilmuwan, peneliti, pelaku konservasi dan pemerhati unggas liar dari berbagai negara. 

Acara ini dibuka secara resmi oleh Drh. Indra Exploitasia, M.Si., sebagai Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Bidang Pangan dan Dr. Iman Hidayat, S.Si. - Kepala Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). 

Di dalam simposium ini, para peneliti menyampaikan hasil pengamatan dan studinya tentang unggas liar dari berbagai negara.  Acara ini juga menjadi ajang bagi pelaku konservasi untuk menyampaikan pentingnya melakukan upaya konservasi unggas liar mengingat situasi mereka di alam liar yang kian memburuk akibat berkurangnya habitat dan perburuan.

“Kami memperhatikan masalah yang nyata selain studi pengamatan perilaku unggas liar di habitat aslinya dan di dalam penangkaran, adalah bahwa status konservasi banyak spesies unggas liar semakin terancam dan kritis,” jelas Tony Sumampauw, Komisaris Taman Safari Indonesia dalam sambutannya di acara pembukaan Simposium.  

“Hal ini semakin memperkuat pentingnya bekerja sama berbagai pihak dan dukungan antar negara dalam konservasi dan kajian tentang unggas liar. Lebih jauh lagi, acara ini menjadi sarana yang tepat bagi Taman Safari Indonesia untuk menyampaikan pencapaian upaya konservasi unggas liar yang dilakukan di Prigen Conservation Breeding Ark (PCBA), sebagai unit konservasi Taman Safari Indonesia di Prigen, Pasuruan Jawa Timur," sambungnya menegaskan komitmen.

Simposium ini diadakan untuk pertama kalinya dalam empat tahun, karena adanya pandemi COVID-19. 

“Acara ini merupakan kesempatan bagi Taman Safari Indonesia untuk menunjukkan upaya konservasinya lewat PCBA yang tidak hanya unggas namun juga jenis endemik terancam lainnya di Indonesia," kata Jochen Menner, Kurator Aves dan Prigen Conservation Breeding Ark (PCBA).  

Jochen juga menyatakan bahwa hal ini sangat berkesan bagi para peserta simposium karena belum ada upaya konservasi lain di dunia yang cakupan dan kualitas upaya konservasinya sama seperti yang dilakukan Taman Safari Indonesia. 

The Grand Taman Safari Prigen Jatim merupakan salah satu unit lembaga konservasi Taman Safari Indonesia (TSI) Group yang didirikan pada 29 Desember 1997. Yang pertama didirikan di Cisarua, Bogor dengan nama Taman Safari Bogor. Kedua di The Grand Taman Safari Prigen, kemudian The Amazing Taman Safari Bali, The Funtastic Beach Safari Batang, Jakarta Aquarium Safari dan Solo Safari.

The Grand Taman Safari Prigen Jatim dibangun di atas lahan seluas 250 hektar di kaki pegunungan Arjuna, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Merupakan rumah bagi lebih dari 2.000 satwa dari 200 spesies yang berasal dari berbagai penjuru dunia, seperti Gajah Sumatera, Jerapah, Harimau, Penguin Humbolt, dan aneka jenis satwa lain.