Petani Milenial Desa Kare Madiun Kembangkan Kawasan Pertanian Terpadu Organik

Panen wortel di kawasan pertanian terpadu organik Kecamatan Kare Madiun/RMOLJatim
Panen wortel di kawasan pertanian terpadu organik Kecamatan Kare Madiun/RMOLJatim

Dusun Catur Kandangan Desa Kare, Kecamatan Kare Kabupaten Madiun, diproyeksikan menjadi kawasan pertanian terpadu organik. Pasalnya mulai pembuatan fermentasi pupuk kandang hingga penanaman tanaman holtikultura menjadi satu area.


Petani setempat mulai mencoba untuk tidak ketergantungan dengan pupuk subsidi maupun pupuk kimia. Salah satunya Dadang Trianto (27) petani muda milenial dari Desa Kare. Terinspirasi menanam wortel dengan memanfaatkan kotoran ternak yang difermentasi untuk dijadikan pupuk.

"Disini mulai kita kembangkan kawasan pertanian terpadu organik. Saya disini melihat dan mencoba memanfaatkan kotoran ternak dari lalu difermentasi, kemudian saya menanam wortel dan kotoran ternak yang sudah difermentasi tadi saya gunakan sebagai pupuknya. Jadi pupuknya murni tanpa bahan kimia juga bukan pupuk bersubsidi," kata Dadang kepada Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (26/10). 

Dadang manfaatkan lahan seluas dua hektar untuk ditanami wortel. Menurutnya wortel itu mudah perawatan serta mudah pemasarannya. Dari lahan dua hektar tersebut lanjutnya, Dadang membutuhkan benih sebanyak satu kilogram.

Dalam hitungan dalam jangka waktu tiga bulan wortel tersebut sudah bisa dipanen. Untuk proyeksinya satu hektar lahan, kata Dadang dapat menghasilkan hingga sepuluh ton wortel. Jika dirupiahkan, dua hektar lahan yang ditanami wortel tersebut.

Menurut Dadang memberikan keuntungan kurang lebih sekitar 20 hingga 30 juta rupiah. 

"Dua hektar lahan ini saya tanami wortel, karena wortel mudah perawatan dan pemasarannya. Untuk dua hektar lahan, saya menggunakan satu kilogram benih. Proyeksinya satu hektar lahan bisa menghasilkan hingga sepuluh ton wortel. Keuntungannya bisa sampai sekitar dua puluh juta hingga tiga puluh juta," ujarnya.

Dalam kawasan pertanian terpadu organik, daun wortel yang tersisa tidak dibuang, melainkan dimanfaatkan untuk pakan ternak warga setempat. Sebaliknya demikian, kotoran ternak dari warga dikumpulkan lalu difermentasi kemudian digunakan sebagai pupuk organik. 

Jadi sistemnya simbolis mutualisme, prosesnya berputar, dari hulu ke hilir. Selanjutnya pemasaran wortel, menurut Dadang sudah bekerja sama dengan pihak pemasok kebutuhan industri atau pasar (offtaker) jadi wortel tersebut sudah ada pemesanannya jauh hari sebelumnya. 

Dihubungi terpisah, koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Kare Agung Setyo Nugroho mengatakan, mensupport dan memotivasi. Khususnya kelompok petani milenial yang ada di Kecamatan Kare, yang saat ini tengah melakukan budidaya holtikultura dan budidaya organik. 

"Kami sangat mensupport para kelompok petani milenial khususnya yang di kecamatan Kare. Apalagi saat ini tengah getol melakukan budidaya holtikultura dan budidaya pupuk organik," ujar Agung. 

Agung menambahkan, dusun Catur kandangan menjadi pilot project untuk kawasan pertanian terpadu organik di kecamatan Kare. Nantinya kawasan dusun Catur Kandangan menjadi kawasan studi terkait pertanian terpadu organik. 

"Dusun Catur Kandangan ini nantinya akan menjadi pilot project Kompleks pertanian terpadu organik. Jadi ada pusat studi, peternakan, ada kambing, sapi, perikanan, tanaman holtikultura khususnya dengan sistem organik,” ujarnya.

“Pertanian organik sangat efektif karena dapat meminimalisir ongkos biaya produksi petani karena sama sekali tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Mereka memanfaatkan kotoran hewan ternak dengan cara fermentasi. Hanya saja tantangan pertanian organik adalah rasa sabar, karena organik memang membutuhkan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan pertanian konvensional seperti biasa," lanjutnya. 

Informasi yang diperoleh, biaya untuk membangun kawasan pertanian terpadu organik ini menggunakan biaya swadaya dari petani serta kerjasama dengan pihak pemasok kebutuhan industri atau pasar (offtaker). 

Kedepan direncanakan lagi akan memanfaatkan lahan seluas tiga hektar untuk pengembangan kawasan pertanian terpadu organik. Di Kecamatan Kare rencananya di setiap desa akan didirikan industri pembuatan fermentasi pupuk kandang sebagai upaya alternatif pengganti pupuk bersubsidi yang keberadaannya sudah semakin langka dan mahal.