Cerita Ganjar Soal Persenjataan yang Disiapkan 'Museum' Karena Tak Sesuai Kebutuhan  

Capres Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo/Rep
Capres Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo/Rep

Persenjataan menjadi satu topik yang dibahas Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo dalam debat ketiga, di Hall Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu malam (7/1). 


Dia tiba-tiba menceritakan pertemuannya dengan seorang jenderal yang tidak disebut spesifik institusi dan namanya.

Hal itu disampaikan Ganjar saat menjawab pertanyaan Anies yang meminta dirinya memberikan skor terhadap kinerja Kementerian Pertahanan (Kemhan).

Dia menyebutkan, dalam momentum itu yang dibahas adalah suatu kemungkinan pemberian senjata api kepada seseorang tanpa melihat peruntukannnya.

"Saya ketemu dengan seseorang, berpangkat cukup tinggi, 'pak, kalau bapak kasih persenjataan kepada saya, yang tidak saya butuhkan, sudah saya siapkan museum untuk saya taruh di sana," ujar Ganjar

Menurutnya, kejadian yang diumpamakan dalam ceritanya bersama seorang jenderal itu, tidak patut terjadi.

"Situasi seperti ini tentu tidak mengenakan. Tapi ini musti kita buka apapun kondisinya untuk perbaikan bangsa," tuturnya.

Ganjar yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah itu memastikan, tidak ada maksud dari pernyataannya terkait pemberian senjata itu mengandung tendensi emosi.

"Kritik, oto kritik itu menyehatkan, tidak ada rasa dengki di hati saya, yang ada adalah bagaimana rasa cinta tanah air ini mesti kita wujudkan," ucapnya.

"Agar kemudian kita betul-betul bisa menjadi negara kuat di banyak area, dan kita berbicara di dunia internasional disegani," sambungnya.

Terkait pemberian senjata, Prabowo sebagai Menteri Pertahanan pernah menghadiahi Menteri Negara Urusan Pertahanan Qatar. Dr. Khalid bin Muhammad Al-Attiyah, pada Juni 2023.

Saat itu, Prabowo memberikan senapan serbu buatan PT. Pindad SS2-V5 A1 kepada Menhan Qatar, sebagai cinderamata. Sedangkan dia menerima cinderamata miniatur dari Khalid.