Dukung Ganjar-Mahfud, Forum Santri dan Ulama Jatim Gelar Dialog Kebangsaan di Ponpes Al Munawwarah Sumenep

KH. Moch Ashim Zain, Husnan, Ustadz Ahmad Asy'ari Alfarisi dan Gus Hasun /ist
KH. Moch Ashim Zain, Husnan, Ustadz Ahmad Asy'ari Alfarisi dan Gus Hasun /ist

Forum Santri dan Ulama mengadakan Dialog Kebangsaan dengan tema "Santri Bicara Demokrasi".


Kegiatan tersebut digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Munawwarah, Sumenep, Kamis (1/2).

Hadir dalam acara itu Pengasuh Ponpes Al Munawwarah KH. Moch Ashim Zain, Husnan, Ustadz Ahmad Asy'ari Alfarisi, Gus Hasun serta ratusan santri.

Dalam sambutannya KH. Moch Ashim Zain menyampaikan perlunya wawasan tentang pemilihan umum terhadap santri dan alumni sehingga akan dapat mengerti mekanismenya.

Serta siapa-siapa yang akan pilih nanti pada saat coblosan tanggal 14 Pebruari 2024 mendatang, baik untuk DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. 

"Santri harus mengetahui siapa yang akan dipilih, jangan asal dipilih karena viral, karena ganteng dan lain lain, tetapi santri harus bisa memilih berdasarkan visi, misi dan rekam jejak dari perwakilan tersebut, terutama untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, karena beliau-beliau itulah yang akan mengemban pemerintahan selama 5 tahun kedepan," kata KH. Moch Ashim Zain dalam rilis yang dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jum'at (2/2).

Maka dari itu, KH. Moch Ashim Zain meminta kepada para santri dalam pemilu 2024 nanti pilihlah yang terbaik.

"Pilihlah rekam jejaknya misalnya apakah capres dan cawapres tersebut bersih, amanah apa tidak. adakah Capres tidak pernah tersangkut KKN atau tidak? dan saya yakin santri-santri akan tau siapa yang layak dan terbaik dari 3 paslon tersebut," jelas KH. Moch Ashim Zain.

Sementara Ustadz Ahmad Asy'ari Alfarisi mengatakan hal yang mesti dipahami adalah kontek hukum terkait dengan tiga paslon capres dan cawapres, misalnya telah terjadi pemanfaatan kekuasan dalam hukum di Indonesia melalui Mahkamah Konstitusi yang mana menjadi alat untuk membuka jalan kepada putra Presiden Jokowi dengan membuat peninjauan kembali tentang umur paslon yang semestinya 40 tahun, lalu dengan berbagai cara untuk meloloskannya ditambah pasal dengan syarat syarat tertentu. 

"Yang pada akhirnya bisa memenuhi persyaratan capres dan cawapres, walaupun pada akhirnya Ketua MK dipecat dengan pasal etik. Ini sesungguhnya pembajakan hukum di dalam Konstitusi negara kita. Nah kita harus mampu memilih paslon yang mampu menegakkan konstitusi di Indonesia," paparnya.

Sedangkan Ustadz Asy'ri melihat capres yang mempunyai kepedulian dalam penegakan hukum adalah cawapres nomer urut 3.

"Bapak Prof Mahfud. Beliau adalah Pendekar Hukum yang mesti kita jadikan tauladan, beliau telah berhasil membaca arah hukum dan menegakkan kedaulatan hukum di Indonesia dan beliau kebetulan menjadi kontestan Paslon No. 3 bersama Bapak Ganjar," tegasnya.

Lebih lanjut Ustadz Ahmad Asy'ari Alfarisi mengatakan dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden mendatang harus memilih pasangan calon yang mempunyai manfaat besar untuk kita bangsa Indonesia. 

"Paslon 1 dan Paslon 2 baik tetapi masih mempunyai banyak isu- isu yang kontra produktif untuk bangsa kita, ada kasus kejahatan HAM, penyahgunaan kekuasaan dan lain-lain. Terakhir hasil pilihlah Paslon yang terbaik untuk bangsa Indonesia khususnya Madura," harapnya.

Hal yang sama juga ditegaskan Gus Hasun. Menurutnya Cawapres nomer urut 3 Prof. Mahfud MD merupakan putra Madura.

Nah, untuk itu paslon nomer urut 3 adalah harapan terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia.

"Bapak Mahfud adalah putra Madura, tentunya ini adalah pilihan terbaik yang menjadi harapan baru untuk Indonsia lebih baik. Bapak Ganjar dan Bapak Mahfud menjadi pilihan tarbaik untuk masyarakat Indonesia," pungkasnya.

Forum Dialog Kebangsaan diakhiri dengan menyatakan dukungan kemenangan Paslon 3 Ganjar Mahfud. 

"Kemenangan Paslon 3 Ganjar-Mahfud untuk Indonesia Lebih Baik," pungkasnya.