Ingatkan Pemerintah, Ini 5 Tuntutan Guru Besar dan Mahasiswa Unej Jelang Pemilu 2024

Guru besar, dosen dan mahasiswa saat aksi menyampaikan tuntutan/RMOLJatim
Guru besar, dosen dan mahasiswa saat aksi menyampaikan tuntutan/RMOLJatim

Guru besar, dosen dan ratusan Mahasiswa Universitas Jember (Unej), yang tergabung dalam Forum Civitas Akademika Unej untuk Demokrasi, melakukan aksi turun jalan.


Aksi ini untuk menyampaikan seruan mora dan mengingatkan pemerintah untuk menyelamatkan demokrasi dalam Pemilu 2024. 

Pantauan Kantor Berita RMOLJatim, mereka memulai aksinya dengan melakukan jalan kaki dari jalan depan Fakultas Pertanian, menuju  patung Triumviraat, depan Dobel Way Unej

"Bahwa bangsa Indonesia telah bersepakat  memilih bentuk negara kesatuan yang berbentuk republik dengan landasan negara hukum yang memegang teguh prinsip-prinsip demokrasi   berdasarkan konstitusi," ujar Guru Besar Fakultas Hukum Unej, Prof Dominikus Rato, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (5/1).

Menurut dia, bangsa beradab adalah bangsa yang senantiasa menjunjung etika bernegara sebagaimana tercermin dalam butir-butir Pancasila dan UUD 1945.

Prof Dominikus menegaskan, berbagai fenomena mengkhawatirkan dan menakutkan terjadi menjelang Pemilu 2024. Bahkan peristiwa itu mengindikasikan terjadinya pembusukan hukum  dan kemerosotan demokrasi.

Ia menjelaskan, bahwa Pemilu 2024 merupakan  perwujudan demokrasi dan seharusnya menjadi peristiwa yang melibatkan partisipasi rakyat  tanpa rasa takut dan intimidasi demi mendapatkan pemimpin dan perwakilan rakyat  terbaik yang akan memperjuangkan kesetaraan, kemerataan, keadilan, dan kesejahteraan.

Menyikapi perkembangan politik, hukum, dan kehidupan berbangsa dan bernegara akhir- akhir ini yang sangat mengkhawatirkan, Forum Civitas Qkademika Universitas Jember menyampaikan 5  tuntutan.

Berikut 5 tuntutan yang dibacakan Prof Dominikus Rato:

1. Menuntut seluruh cabang kekuasaan negara  baik eksekutif, legislatif, yudikatif, untuk  senantiasa memedomani TAP MPR Nomor  VI/MPR/2001 tentang  Etika Kehidupan Berbangsa dan menjalankan nilai-nilai Pancasila

2. Menuntut KPU, Bawaslu, dan Pemerintah memastikan netralitas penyelenggara negara dan harus memberikan teladan terbaik

3. Menuntut penghentian upaya politisasi  kebijakan negara oleh Presiden yang berpotensi  merusak proses demokrasi dan hanya  menguntungkan pihak-pihak tertentu dalam Pemilu.

4. Menuntut tegaknya hukum dan etika  penyelenggaraan Pemilu serta menjunjung tinggi prinsip transparansi dan berpihak kepada kepentingan bangsa dan negara, bukan kepentingan pihak-pihak tertentu

5. Mengajak civitas akademika perguruan tinggi terlibat bersama rakyat untuk terus mengawal Pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

"Semoga kita sebagai bagian dari bangsa ini selalu memperjuangkan prinsip-prinsip demokrasi dan menegakkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945," harap dia. 

Senada disampaikan Juru Bicara Forum Civitas Akademika Universitas Jember untuk Demokrasi, Dr Muhammad Iqbal. Dia mengatakan bahwa aksi ini sebagai bentuk ungkapan keprihatinan atas situasi dan proses penyelenggaraan Pemilu 2024.

"Kami menyatakan sikap bahwa politik dan pemilu kita saat ini, tidak berlangsung secara jujur, adil, bebas, langsung. Tentu sangat mungkin untuk berpengaruh pada prinsip asas rahasia di bilik suara," jelas Dosen HI Fisip Unej Ini.

Menurut Iqbal, aksi yang dilakukan saat ini mewakili seluruh fakultas di Unej. Ditambah dengan mahasiswa maupun alumni, ikut bersama belasan guru besar, dan para dosen.

Ratusan mahasiswa dan dosen Unej menyampaikan pernyataan sikap dan seruan moral untuk menjaga dan menegakkan demokrasi dan konstitusi dalam Pemilu 2024. 

Menurut dia, situasi dan proses penyelenggaraan Pemilu 2024 saat ini kurang baik dan tidak pada koridor yang tepat.

Untuk itu dia menyesalkan dan berharap aspirasi yang disampaikan bisa sampai dan langsung didengar Presiden Joko Widodo.

"Mudah-mudahan ini bisa didengar oleh orang Istana, KPU, Bawaslu, DKPP, dan seluruh masyarakat luas yang menginginkan pada Pemilu 14 Februari itu betul-betul berlangsung dengan sangat bebas, tanpa kekerasan, tanpa intimidasi," harap dia.