Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi membantah kelangkaan beras yang terjadi di sejumlah ritel modern Jakarta yang disebut sebagai akibat program bantuan pangan Presiden Joko Widodo.
- May Day 2024 di Jatim, Pj Gubernur Adhy Potong Tumpeng dan Komitmen Tindaklanjuti Tuntutan Buruh
- Ini Alasan Golkar Kota Madiun Tak Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota
- 2 Pejabat Pemkab Jember Resmi Dilaporkan ke Bareskrim Polri dan KPK
Menurut Arief Prasetyo, kelangkaan terjadi bukan karena bantuan sosial (bansos) yang diberikan Jokowi belakangan ini.
"Bantuan ini tidak mempengaruhi itu," tegasnya di Komplek Istana Negara, Senin (12/2).
Menurut laporan Arief, Presiden Jokowi langsung turun tangan untuk merespon kelangkaan tersebut, dengan menggelar rapat bersama Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, serta Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi.
"Jadi kami ditugaskan hari ini untuk mendistribusikan stok Bulog yang ada di Bulog kepada pasar," kata Arief.
Hal tersebut dilakukan imbas langkanya pasokan beras di toko-toko ritel belakangan ini, karena sulitnya mendapatkan suplai beras premium kemasan 5 kilogram.
Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey sendiri telah menjelaskan bahwa kesulitan ini dipicu masa panen yang belum datang, yang diperkirakan terjadi pada pertengahan Maret 2024.
Selain itu banyak peritel yang juga memilih tidak memasok beras premium, karena harga beras di produsen sudah tinggi.
"Kita nggak mungkin kalau beli mahal dijual murah. Nggak bisa masuk barang kalau kita beli mahal jual rugi, jadi ada beberapa peritel yang memilih nggak usah ada barang sekalian. Sebagian besar peritel itu tidak mau membeli beras sekarang, karena harga (di produsen) mahal," ujar Roy.
- May Day 2024 di Jatim, Pj Gubernur Adhy Potong Tumpeng dan Komitmen Tindaklanjuti Tuntutan Buruh
- Ini Alasan Golkar Kota Madiun Tak Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota
- 2 Pejabat Pemkab Jember Resmi Dilaporkan ke Bareskrim Polri dan KPK