Melihat TPS 3R Muncar Banyuwangi yang Raih Predikat Terbaik Nasional

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyerahkan gerobak sampah ke pengelola TPS 3R Desa Tembokrejo Muncar/Humas Pemkab Bwi
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyerahkan gerobak sampah ke pengelola TPS 3R Desa Tembokrejo Muncar/Humas Pemkab Bwi

Selain memperoleh Piala Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH), Tempat Pembuangan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi juga meraih Plakat Adipura sebagai TPS 3R Terbaik Nasional. TPS ini setiap bulannya juga rutin ekspor plastik daur ulang ke berbagai negara.


Plakat Adipura itu merupakan salah satu penghargaan pada Anugerah Adipura. Diberikan kepada kabupaten/kota yang memiliki lokasi dengan rata-rata nilai tertinggi nasional, salah satunya untuk kategori TPS 3R terbaik. 

Setelah melalui 20 kriteria penilaian, TPS 3R Tembokrejo mendapatkan predikat dengan nilai tertinggi se-Indonesia.

Nilai plus diberikan lantaran telah melakukan pengelolaan sampah dengan mekanisme sistematis, serta adanya keterlibatan aktif 7.500 warga desa dalam mendukung program persampahan melalui iuran warga.

“Terima kasih kepada semua warga dan juga pengelola TPS 3R, yang telah gigih dan berkomitmen dalam melakukan pengelolaan sampah. Mengapresiasi apa yang diraih TPS 3R Muncar, pemkab memberikan hadiah gerobak sampah motor kepada pengurus,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (10/3). 

Ditempat ini penanganan diawali dari warga Desa Tembokrejo yang membuat TPS pada 2016. Dua tahun berikutnya, 2018, pemerintah Norwegia bersama korporasi Borealis dari Austria melibatkan NGO Systemiq melakukan pendampingan masyarakat di sana, yang diberi nama Project STOP.

Melalui program itu warga mendapat edukasi mengelola sampah secara profesional, dengan mengadaptasi sistem sirkulasi. Sampah rumah tangga dipilah lebih dulu sebelum dikelola di TPS 3R. 

Pengelolaan sampahnya kini telah berjalan mandiri dan sustainable, di bawah pemerintahan desa. Hingga saat ini, mampu melakukan ekspor plastik daur ulang ke Austria sebanyak 8 ton, dan Malaysia sebanyak 6 ton setiap bulan. 

“Kami terus mendorong tumbuhnya TPS 3R di Banyuwangi, saat ini sudah ada 19, ke depan terus kita perbanyak. Kita juga ada TPS Balak berkapasitas 84 ton/hari yang mengcover 5 kecamatan, hasil kerjasama dengan Norwegia juga. Bahkan, dalam waktu dekat di Banyuwangi akan berdiri pabrik pengolahan plastik low value pertama di Indonesia,” terang Ipuk. 

Ditambahkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH), Dwi Handayani, TPS 3R Muncar telah memiliki Sertifikat Kredit Plastik, yakni mekanisme insentif yang diberikan kepada organisasi pengumpul dan pendaur-ulang plastik, yang dikeluarkan oleh lembaga internasional Verra. 

Sertifikat Kredit Plastik adalah instrumen keuangan baru untuk memberi insentif pada penghapusan plastik dari lingkungan, termasuk daur ulang plastik menjadi produk baru dan kemasan. 

“Untuk bisa mendapatkan kredit ini tiap institusi wajib mengumpulkan atau mendaur ulang sampah plastik sebanyak 1 ton metric plastik. Prosesnya juga harus menerapkan metode berkelanjutan. TPS 3R Muncar sudah memenuhinya,” ujar Yani. 

Adanya sertifikat ini memberi dua keuntungan utama, yakni mengurangi pencemaran sampah plastik, dan mengembangkan industri daur ulang sampah plastik. 

“Pelaku industri yang tidak mampu mengelola sampah plastik, dapat bekerjasama dengan industri daur ulang sampah plastik untuk mendaur ulang sampah. Tentunya berbiaya. Ini akan menambah pendapatan TPS,” jelas Yani. (Adv)