Jembatan Ambrol, Pasutri Jatuh ke Sungai dan Terseret Banjir Lahar Dingin Semeru

Evakuasi jenazah suami istri yang terseret banjir lahar dingin Gunung Semeru/Ist
Evakuasi jenazah suami istri yang terseret banjir lahar dingin Gunung Semeru/Ist

Sepasang suami istri terseret derasnya banjir lahar dingin Gunung Semeru yang terjadi pada Kamis (18/4) malam. Keduanya ditemukan tewas pada Jumat (19/4).


Menurut Kapolsek Candipuro AKP Lugito, kedua korban bernama Bambang (49) dan Ngatini (46), warga Desa Kloposawit, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

"Kedua korban motor melintas di Jembatan Sungai Mujur usai silaturahmi. Di ujung jembatan terjadi ambrol akibat diterjang banjir lahar dingin Gunung Semeru," kata AKP Lugito dalam keterangan tertulis dikutip Sabtu (20/4).

Akibat jembatan ambrol, korban terjatuh dan motornya jatuh ke dasar sungai. Keduanya hanyut terbawa derasnya banjir lahar dingin Gunung Semeru di Sungai Mujur di Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro.

Dikatakan AKP Lugito, korban ditemukan meninggal dunia di aliran Sungai Dusun Kebonjati, Desa Kloposawit.

"Petugas dan warga mengevakuasi kedua korban," tuturnya.

Sebelumnya hujan deras mengguyur Kabupaten Lumajang dan berdasarkan informasi dari Pos Pemantauan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru tercatat amplitudo maksimal (amak) getaran banjir mencapai level overscale atau di atas skala.

Pada Kamis (18/4) pukul 18.30 WIB tercatat amplitudo mencapai 35 mm, kemudian naik menjadi 40 mm dalam waktu dua menit berikutnya, dan tetap tinggi pada 40 mm setelahnya.

Tingginya curah hujan di puncak Gunung Semeru menyebabkan banjir lahar dingin yang meluap ke permukiman warga dan menyebabkan kerusakan sejumlah jembatan.

Berdasarkan data BPBD Lumajang, tercatat sebanyak tujuh desa dan tiga kelurahan tersebar di lima kecamatan yang terdampak banjir akibat cuaca ekstrem tersebut yakni Kecamatan Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Lumajang, dan Sukodono.