Administrator Grup Facebook Fantasi Sedarah Asal Bali, Dibekuk Aparat Polres Gresik

Foto : IDGAMU berkacamata saat dibekuk aparat Satreskrim Polres Gresik
Foto : IDGAMU berkacamata saat dibekuk aparat Satreskrim Polres Gresik

Seorang pria IDGAMU (44) warga Denpasar Bali, yang berperan sebagai administrator grup Facebook Fantasi Sedarah dibekuk aparat Polres Gresik. 


Ini terjadi lantaran ia mengunggah postingan gambar atau video tidak senonoh bermuatan pornografi.

Postingan yang dibagikan dalam laman media sosial (medsos) Facebook itu, juga menjadi viral. Sebab ada unsur ketidak wajaran atau prilaku seksual menyimpang. Karena menampilkan gambar  mesra sesama anggota keluarganya (adik-kakak).

IDGAMU yang diketahui berprofesi sebagai pemandu wisata di Bali ini, di tangkap tanpa perlawanan. 

Hasil penyidikan awal yang dilakukan Satreskrim Polres Gresik, ia beralibi sengaja membuat grup digital di medsos Facebook untuk fantasi pribadinya. Namun, merekrut anggota melalui akun lain untuk turut serta.

"Pelaku ini melakukan aksinya sejak tahun 2022, lalu merekrut pemilik akun Facebook lainnya yang memiliki fantasi serupa untuk diajak bergabung dalam satu grup," kata Kasatreskrim Polres Gresik, AKP Abid Uwais Al-Qarni Aziz dikutip RMOLJatim, Senin 26 Mei 2025.

Ironisnya lanjut Kasatreskrim, anggota grup maksiat dengan prilaku yang cenderung menyimpang ini. Ternyata, pengikutnya cukup tinggi hingga mencapai 32 ribu orang sebelum akhirnya diblokir oleh pihak Facebook.

"Grup yang awalnya bernama Fantasi Sedarah itu, berganti nama menjadi grup Suka Duka agar tidak diketahui orang lain (pengelabuhan, red)," ungkapnya.

Menurut Kasatreskrim, selama grup tersebut masih aktif, IDGAMU berperan sebagai administrator yang bisa memilih postingan. Serta, menambahkan anggota grup yang memiliki orientasi seksual yang berbeda (menyimpang, red).

"Foto maupun video yang diunggah, kebanyakan bermuatan unsur pornografi. Sehingga ada dugaan tindak pidana sesuai Undang-undang ITE," tukasnya.

Setiap unggahan foto maupun video sambung Kasatreskrim, menampilkan adegan tidak pantas atau tak senonoh yang asli tanpa editan (dirubah). Namun, ditemukan juga unggahan hasil editing menggunakan fitur artificial intelligence (AI). 

"Di setiap video yang diposting terdapat keterangan teks, yang seolah-olah adegan asusila sesama anggota keluarga. Namun, kami masih melakukan pendalaman apakah ada motif ekonomi atas perbuatan tersangka," tuturnya.

"Saat ini kami melakukan pengembangan dan masih mendalami motif serta cara pelaku menjalankan grup menyimpang ini," pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news