Rumah Kompos Rungkut Kidul, Simbol Gotong Royong Atasi Darurat Sampah di Surabaya

Teks foto: Peresmian Rumah Kompos Rungkut Kidul/ist
Teks foto: Peresmian Rumah Kompos Rungkut Kidul/ist

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengelola sampah secara mandiri di lingkungan perkampungan. 


Adanya pengelolaan sampah mandiri di perkampungan, secara tidak langsung akan mengurangi timbulan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo. 

Pengolaan sampah mandiri bisa menerapkan berbagai cara, mulai dari mendirikan bank sampah, rumah kompos, budidaya maggot, hingga bisa diolah menjadi pakan ternak. 

Dengan cara ini, maka lingkungan perkampungan di Kota Surabaya akan semakin bersih dan terbebas dari sampah ke depannya. 

Dalam keterangan resmi yang diterima RMOLJatim, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, mengatasi sampah tidak bisa berjalan maksimal jika harus dilakukan sendiri oleh pemerintah kota. 

Pengelolaan sampah, pemerintah kota membutuhkan semangat gotong royong dan inovasi warga Surabaya. 

“Seperti rumah kompos yang dilakukan oleh warga RW 09 Rungkut Kidul, Kelurahan Rungkut, Kecamatan Rungkut ini. Rumah Kompos ini tidak sekedar menjadi tempat pengelolaan sampah, daun, dan rumput, namun juga menjadi simbol semangat gotong-royong dan inovasi warga Surabaya dalam menjawab tantangan pengelolaan sampah perkotaan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya, Dedik Irianto saat membacakan sambutan Wali Kota Eri dalam peresmian Rumah Kompos di RW 09 Rungkut Kidul, Sabtu, 24 Mei 2025.

Di kesempatan ini, Dedik menyampaikan, Wali Kota Eri mengapresiasi warga RW 09 Rungkut Kidul karena telah memiliki pengolaan sampah mandiri. 

Menurutnya, rumah kompos ini bisa dijadikan percontohan di wilayah perkampungan lainnya. 

Ini tidak hanya sebagai sarana tempat untuk pengelolaan sampah, akan tetapi juga menjadi sumber energi listrik melalui panel surya. 

“Dengan penggunaan panel surya sebagai sumber dan energi serta alat pengukur karbon udara yang terhubung secara daring, saya melihat rumah kompos ini sebagai proyek percontohan yang patut direplikasi di wilayah lain. Saya juga mengapresiasi bagaimana rumah ini dibangun dengan dilandasi oleh kepercayaan, transparansi dan semangat partisipatif dari masyarakat. Semangat inilah yang menjadi roh pembangunan Kota Surabaya,” ujarnya. 

Wali Kota Eri berharap, adanya rumah kompos ini tidak hanya sebagai sebagai sarana untuk mengurangi volume sampah di TPA Benowo. 

Akan tetapi, ia juga ingin, adanya rumah kompos tersebut bisa menciptakan nilai ekonomi baru bagi warga sekitar. 

“Jadi bisa dengan pembuatan pupuk organik, penanaman sayur mayur itu bisa melibatkan warga sekitar, sehingga dengan cara ini bisa meningkatkan perekonomian warga sekitar. Selain itu, saya juga berharap, inisiatif ini juga mendukung upaya kita menuju Surabaya Kota Hijau dan berketahanan iklim,” pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news