. Minggu pagi ini, (25/8) suasana Car Free Day (CFD) di Taman Bungkul Surabaya tampak tak seperti biasa. Pasalnya, ribuan masyarakat terlihat berbaur untuk bernyanyi dan berjoget bersama di salah satu taman yang terletak Jalan Raya Darmo Surabaya itu.
- Upaya Pemenuhan Gizi Anak, Pemkot Surabaya Gencarkan Safari Gemar Makan Ikan ke Sekolah Dasar
- Wali Kota Eri Resmikan Kolam Renang Jambore Playland, Digratiskan Selama Satu Bulan
- Peringati Hari Jadi Kabupaten Malang ke-1262, Busana Khas Malangan Warnai Rapat Paripurna Dewan
Salah satu warga asli Papua yang hadir di gelaran CFD mengaku, sangat antusias menikmati pertunjukkan musik pagi ini. Menurutnya, selama tinggal di Surabaya, masyarakatnya sungguh ramah dan saling menghormati satu sama lain.
"Semua bisa hidup bergandengan di sini, dan kami juga merasa senang, dan merasa nyaman tinggal di Kota Surabaya," kata Daniel Mabamba dalam keterangan resmi yang diterima Kantor Berita , Minggu (25/8) malam.
Bahkan, kata Daniel, dalam pertunjukkan musik itu, beberapa lagu daerah tak lupa dinyanyikan. Diantaranya, Sajojo, Aku Papua, Tanah Papua, Tanjung Perak, Mlaku-mlaku Nang Tunjungan dan ditutup dengan lagu Maumere.
"Tadi kita menari lagu Sajojo dan teman-teman yang dari panggung juga menyanyikan lagu-lagu Papua dan itu membuat kami senang," ungkap pria asli Sorong Papua itu.
Kebersamaan ini terlihat semakin akrab, ketika anak-anak Papua bersama ribuan masyarakat Surabaya bergandengan tangan menari berkeliling di Taman Bungkul. Momen haru pun terlihat, ketika mereka saling berpelukan usai menari dan bernyanyi bersama.
Daniel menilai, keberagaman etnis masyarakat yang tinggal di Surabaya, membuat Kota Pahlawan semakin nyaman untuk ditinggali. Apalagi, selama ini banyak mahasiswa asal Papua juga menempuh pendidikan di Surabaya.
"Setiap mahasiswa yang dari Papua juga merasa nyaman di Surabaya dan semua masyarakat sama tidak ada perbedaan,†jelasnya.
Ia berharap, keberagaman masyarakat di Surabaya bisa terus terjaga. Dengan begitu, Kota Surabaya akan terus nyaman dan aman untuk ditinggali dari berbagai masyarakat suku etnis di Indonesia.
"Karena kita satu, kita sama, tidak ada perbedaan masyarakat satu dengan yang lain,†terangnya.
Di waktu yang sama, Tri Buana Tunggal Dewi Rahma, warga asli Surabaya mengaku, sangat antusias menikmati pertunjukkan CFD Minggu ini. Apalagi menurutnya, ribuan masyarakat dari berbagai daerah bisa berbaur, bernyanyi, dan berjoget bersama.
"Semoga kebersamaan ini terus terjaga, karena kita semua sama, satu saudara, satu Indonesia,†pungkas Rahma. [mkd]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Sukses Perkuat Digitalisasi Layanan, Pemkot Surabaya Raih Penghargaan di SPBE Summit
- Fokus Penurunan Stunting, Pemkab Bondowoso Berdayakan Pokmas dengan Gandeng Media
- DPRD Kota Malang Berharap Masyarakat Berperan Aktif Awasi Pemilu