Tim Pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Jember nomor urut 2, Gus Fawait-Djoko Susanto menyatakan bahwa ketidakhadiran di deklarasi damai karena terjadi pengingkaran terhadap kesepakatan bersama.
- KPU Jember: Gus Fawaid-Djoko Kalahkan Petahana
- Hasil Hitung Cepat Gus Fawait Unggul Atas Petahana, Minta Pendukungnya Tidak Lengah
- Puluhan Pemilih yang Sudah Meninggal Dunia di Jember Dapat Undangan Mencoblos Pilkada Serentak 2024
Langkah ini sebagai protes karena menilai KPU Kabupaten Jember, tidak tegas. Namun Paslon nomor urut 2, menyatakan tetap berkomitmen melaksanakan pemilu damai.
"Kita mengapresiasi dan menghargai undangan deklarasi kampanye damai dari KPU Jember. Sebagai bentuk komitmen menghargai undangan deklarasi damai, kita sudah mendatangkan pendukung Paslon, teman-teman dari partai politik, yang menjadi pengusung serta menghadirkan teman-teman pendukung sejumlah sesuai jumlah undangan dari KPU Jember, sebanyak 50 orang," ucap Ketua Tim Pemenangan Gus Fawait-Djoko Susanto, Gogot Cahyo Baskoro, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (24/9).
Bahkan tim Gus Fawait-Djoko Susanto telah menyiapkan bunga sebanyak 52. Dua buket bunga akan diberikan kepada Ketua KPU Jember, satu buket bunga untuk pasangan calon nomor urut 1, dan 52 bunga lainnya akan diberikan kepada massa pendukung pasangan calon nomor urut 1 yang berada di lokasi acara.
Sebab, Selasa paginya, sudah ada komitmen pertemuan LO Gus Fawait-Djoko Susanto bertemu dengan Ketua KPU Jember. Dalam pertemuan tersebut juga dihadiri LO dari pasangan calon nomor urut 1. Pertemuan tersebut menghasilkan sejumlah kesepakatan, salah satunya tidak ada pengerahan massa dengan alasan apapun.
Tiap-tiap LO pasangan calon menyepakati ketentuan KPU Jember, bahwa hanya boleh ada 50 pendukung tiap-tiap pasangan calon saat kegiatan deklarasi kampanye damai.
Namun, menjelang kegiatan deklarasi dilaksanakan, Selasa malam, tim dari Gus Fawait-Djoko Susanto melihat ada pengingkaran. Terlihat banyak massa pendukung pasangan calon nomor urut 1 di lokasi acara.
Tim dari Gus Fawait-Djoko Susanto memastikan sekelompok massa yang berada di KCM (Kita Cinema Mall) Jember merupakan massa pendukung pasangan calon nomor urut 1. Hal itu dibuktikan dengan pakaian mereka yang seragam dan yel-yel yang dinyanyikan, serta dilengkapi pengeras suara megaphone.
Pasangan calon nomor urut 2 menjadi miris, sebab selain terjadi pengingkaran, massa pendukung pasangan calon nomor urut 1 juga meneriakkan yel-yel provokatif. Mereka cenderung menyerang personal.
"Pukul 18.30 WIB, rombongan kita sudah lengkap berkumpul di rumah cinta (sekretariat pemenangan Paslon nomor urut 2) untuk menghadiri acara tersebut. Namun informasi dari teman-teman yang dilokasi, ada pergerakan massa dari kawan-kawan sebelah," jelasnya.
Tim pemenangan Gus Fawait-Djoko Susanto sudah berupaya meminta klarifikasi kepada KPU Jember. Namun, KPU Jember terkesan melakukan pembiaran. Bahkan Gogot menyebut ada indikasi keberpihakan KPU Jember terhadap pasangan calon nomor urut 1. Bukannya berkurang, massa pendukung pasangan calon nomor urut 1 justru semakin bertambah.
Atas kondisi tersebut, pihaknya memutuskan tidak hadir dalam kegiatan deklarasi kampanye damai.
"Kami khawatir jika tetap hadir justru terjadi kontradiktif dengan tujuan kegiatan. Deklarasi kampanye damai malah menjadi tidak damai. Karena baru masuk saja sudah diserang secara personal. Kami sudah meminta KPU Jember membersihkan lokasi kegiatan dari massa pendukung paslon nomor urut 1, tetapi KPU terkesan melakukan pembiaran," terang mantan komisioner KPU Provinsi Jawa Timur ini.
Menurut Gogot, kegiatan deklarasi kampanye damai merupakan kegiatan simbolik yang tidak masuk dalam tahapan kampanye. Meski tidak hadir dalam kegiatan tersebut, timnya tetap berkomitmen menebarkan cinta dalam setiap kampanye.
Ketua KPU Jember Dessi Anggraeni mengatakan, pembatasan massa pendukung yang tertuang dalam kesepakatan bersama khusus yang berada di area kegiatan, yakni lokasi yang sudah disiapkan kursi. Sedangkan kehadiran massa pendukung pasangan calon nomor urut 1 Hendy-Gus Firjaun yang dijadikan alasan ketidakhadiran pasangan calon nomor urut 2 bukan kewenangan KPU Jember.
"Massa yang berada di luar area yang sudah ditentukan menjadi hak masing-masing. Sebab, KCM merupakan tempat publik, sehingga setiap orang berhak berada di sana," katanya.
Dia juga menjelaskan, daerah yang ditempati pendukung Paslon petahana, bukan tempat acara. Undangan yang bisa masuk ke tempat acara, hanya yang membawa tanda pengenal yang diterbitkan KPU Jember.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- KPU Jember: Gus Fawaid-Djoko Kalahkan Petahana
- Hasil Hitung Cepat Gus Fawait Unggul Atas Petahana, Minta Pendukungnya Tidak Lengah
- Puluhan Pemilih yang Sudah Meninggal Dunia di Jember Dapat Undangan Mencoblos Pilkada Serentak 2024