RMOLBanten. Tingginya ambang batas parlemen (parlementary threshold)
4 persen diyakini menyulitkan partai politik masuk Senayan.
- Kampanye Akbar Paslon Gus Haris - Ra Fahmi di Probolinggo Membludak, Mahdi: Hati Warga Bergerak
- Rekrutmen Panwascam, Bawaslu Banyuwangi Sediakan Kuota 30 Persen Perempuan
- Empat Faktor di Balik Tragedi Kematian Ratusan Orang di Itaewon Korsel
Begitu dikatakan Direktur Eksekutif Perkumpulan Pemilu untuk Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini usai diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (12/5).
"Memang partai harus optimis. Tapi kalau saya sendiri mengikuti proses pemilu, 4 persen itu bukan sesuatu yang mudah bagi partai politik," kata Titi.
Titi menyarankan, untuk memudahkan para pemilih sejumlah partai harus memiliki karakterisktik yang bisa diidentifikasi dengan mudah.
Terlebih, pileg dan pilres akan dilakukan serentak. Ia meyakini jika sudah dilakukan pendaftaran calon dan figur presiden muncul, maka eksistensi parpol dan eksistensi presiden sudah mulai dibangun.
"Karena kompetisi presidennya itu kan lebih konkrit ya, karena aktornya lebih sedikit dan menyangkut sesuatu yang lebih ideologis," jelasnya.
Titi lantas menyatakan tantangan besar parpol di 2019 utamanya di daerah-daerah dimana calon presiden yang diusung tidak populer adalah meyakinkan pemilih bahwa siapapun presiden yang dia pilih maka dia akan memilih parpol tersebut.
"Jadi ketika identifikasi itu sedemikian lekat maka eksistensi parpol yang membedakan itu menjadi penting selain memang bermain di rasionalitas pemilih," tukasnya. [rus]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Sikapi Koalisi Bersatu, Djarot: PDIP Bisa Maju Sendiri, Lebih Aman
- Sentil Moeldoko, Orang Dekat SBY: Hentikan Beri Contoh Jadi 'Maling' Partai
- Hindari Kemarahan Umat, Pemerintah Harus Serius Atasi Penyerangan Masjid